Di balik tirta yang berkejaran,
Air terjun menari dalam pelukan batu,
Suara gemuruhnya, melantunkan kisah,
Tentang kita yang pernah bersatu.
Setiap tetes membawa seribu harapan,
Menyapu langkah di lembah nostalgia,
Kilauan air memantulkan senyummu,
Seakan waktu tak pernah beranjak pergi.
Di tepi sana, kita duduk berdua,
Mendengar bisikan angin dan daun,
Dalam dekapan alam yang mengagumkan,
Kita melukis momen tanpa batasan.
Namun waktu, oh waktu yang kejam,
Menggulung kenangan seperti riak di sungai,
Air terjun ini menyimpan rahasia,
Tentang cinta yang terputus oleh jarak.
Kini hanya suara air yang tersisa,
Menemani langkah di jalan sepi,
Namun setiap gemuruhnya, kuingat,
Air terjun dan kenangan, takkan pernah mati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H