Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lantunana di Senja Hari

29 Juli 2024   20:26 Diperbarui: 29 Juli 2024   20:39 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di ufuk barat, mentari perlahan tenggelam,
Membalut langit dengan warna jingga nan syahdu,
Senja datang menyapa dengan kelembutan,
Mengajak hati untuk merenung dan berzikir.

Di bawah langit yang mulai meredup,
Lantunan tasbih menggema dalam hening,
Butir demi butir terjalin dalam doa,
Menghantar pujian pada Sang Pencipta.

Setiap lafaz yang terucap,
Mengalir seperti aliran sungai jernih,
Menghapus debu-debu dosa,
Menyucikan hati yang merindukan damai.

Senja ini adalah saksi bisu,
Kala hati terhubung dengan Yang Maha Esa,
Tiada yang lebih indah dari momen ini,
Saat tasbih bergema, mengiringi pergantian hari.

Angin senja yang berbisik pelan,
Seolah ikut serta dalam zikir suci,
Mengiringi langkah kecil menuju ampunan,
Mengantar jiwa ke dalam keheningan abadi.

Ya Allah, di senja yang indah ini,
Terimalah lantunan tasbih kami,
Sebagai tanda syukur dan penghambaan,
Dalam setiap detak jantung dan hembusan nafas.

Dalam keheningan senja yang memukau,
Kami merajut tasbih dengan penuh khidmat,
Mengharap ridha dan kasih sayang-Mu,
Hingga malam menjelang, membawa berkah-Mu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun