Di sudut sunyi, takdir bersandar, Â
Dengan luka yang tak kunjung reda. Â
Cerita kita terukir dalam air mata, Â
Cinta yang dulunya berapi, kini pudar.
Kau datang bak angin, membawa harapan, Â Dengan senyummu, dunia terasa indah. Â
Namun takdir menggenggam tangan kita, Â Dengan belenggu rindu yang menyiksa jiwa.
Kita berjuang di tengah badai, Â
Menghadapi ombak yang tak kenal henti. Â
Namun, setiap pelukan terasa menjauh, Â
Dalam ruang yang semakin terpisah.
Terluka oleh waktu yang tak bersahabat, Â
Kita berdua berjalan di jalan sunyi. Â
Satu langkah, satu harapan yang sirna, Â
Dalam kesunyian, cinta ini terabaikan.
Kini, ku tinggalkan jejak di hati, Â
Mengenang segala tawa dan air mata. Â
Takdir yang terluka, kisah yang tak terhingga, Â
Semoga kita temukan jalan, meski terpisah jarak.