Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Takdir yang Terluka

15 Juli 2024   21:10 Diperbarui: 15 Juli 2024   21:13 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di sudut sunyi, takdir bersandar,  
Dengan luka yang tak kunjung reda.  
Cerita kita terukir dalam air mata,  
Cinta yang dulunya berapi, kini pudar.

Kau datang bak angin, membawa harapan,  Dengan senyummu, dunia terasa indah.  
Namun takdir menggenggam tangan kita,  Dengan belenggu rindu yang menyiksa jiwa.

Kita berjuang di tengah badai,  
Menghadapi ombak yang tak kenal henti.  
Namun, setiap pelukan terasa menjauh,  
Dalam ruang yang semakin terpisah.

Terluka oleh waktu yang tak bersahabat,  
Kita berdua berjalan di jalan sunyi.  
Satu langkah, satu harapan yang sirna,  
Dalam kesunyian, cinta ini terabaikan.

Kini, ku tinggalkan jejak di hati,  
Mengenang segala tawa dan air mata.  
Takdir yang terluka, kisah yang tak terhingga,  
Semoga kita temukan jalan, meski terpisah jarak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun