Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tanpa Ampunan Luka Tetap Membekas

11 Juli 2024   17:27 Diperbarui: 11 Juli 2024   17:49 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam senyap malam yang hening,
Terdengar isak tangis hati,
Pengkhianatanmu bagaikan badai,
Menghancurkan segala yang pernah kita miliki.

Kepercayaan yang dulu kau minta,
Kau balas dengan dusta dan nista,
Janji-janji manis yang kau ucap,
Kini hanya kenangan pahit yang menyesakkan.

Di balik senyumanmu yang manis,
Tersimpan niat jahat yang tak terlihat,
Hati ini terluka, tak terobati,
Luka menganga, tetap membekas.

Tak ada ampunan untuk pengkhianat,
Luka hati ini terlalu dalam,
Setiap kata yang pernah terucap,
Kini hanyalah bayang-bayang kelam.

Waktu berlalu, namun perih tak hilang,
Kenangan akan dusta tetap mengganggu,
Setiap saat kuingat kebohonganmu,
Hati ini kembali teriris pilu.

Tanpa ampunan, luka tetap membekas,
Tak ada ruang maaf dalam dada,
Pengkhianatanmu meninggalkan jejak,
Yang takkan pernah bisa terhapus selamanya.

Kini aku bangkit dari keterpurukan,
Meninggalkan bayanganmu dalam kegelapan,
Luka ini jadi pelajaran berharga,
Bahwa cinta sejati tak mengenal dusta.

Namun meski langkahku terus maju,
Luka ini akan selalu ada,
Tanpa ampunan, luka tetap membekas,
Pengkhianatanmu abadi dalam ken

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun