Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Daun yang Berguguran

3 Juli 2024   21:33 Diperbarui: 3 Juli 2024   21:35 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tepi jalan kenangan yang sepi,
Aku berdiri, memandang jauh ke sana.
Setiap langkah membawa kembali,
Riuh tawa dan isak tangis yang pernah ada.

Dedaunan berguguran, menyelimuti bumi,
Seperti kenangan yang jatuh perlahan.
Mengiringi setiap detik yang berlalu,
Menggores hati dengan rindu yang dalam.

Aku tahu saatnya tiba untuk pergi,
Meninggalkan tempat ini, meninggalkan kisah.
Namun kenangan tetap tinggal di sini,
Mengisi ruang yang kosong, tak pernah punah.

Setiap sudut menyimpan cerita,
Tentang cinta, tentang perjuangan.
Meski langkahku menjauh, hati ini,
Tetap terikat pada masa lalu yang tak terelakkan.

Kenangan manis, kenangan pahit,
Bercampur dalam satu bingkai.
Menjadi saksi bisu dari perjalanan,
Yang pernah kita tempuh bersama.

Di persimpangan waktu yang tak terduga,
Aku berhenti sejenak, mengingat semua.
Lalu melangkah dengan berat hati,
Meninggalkan kenangan, tapi tak pernah melupakannya.

Biarlah angin membawa bisikan,
Tentang kisah yang kita rajut bersama.
Meskipun kini aku harus pergi,
Kenangan akan tetap hidup, selamanya.

Meninggalkan kenangan di sini,
Aku berjalan ke arah cahaya baru.
Dengan hati penuh harapan,
Dan kenangan yang abadi dalam kalbu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun