Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rumput yang Memakan Pagar

3 Juli 2024   19:54 Diperbarui: 3 Juli 2024   20:09 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di hamparan hijau yang tenang,
Tumbuh rumput liar dengan gigih.
Menjalar pelan, tak terhitung hari,
Menggapai pagar yang berdiri megah.

Pagar kayu itu dulunya kokoh,
Melindungi kebun dari gangguan.
Namun kini, rumput mulai merayap,
Menyelubungi dengan kasih yang tak terbendung.

Helai demi helai, rumput merambat,
Menjalar di setiap celah, setiap retak.
Menggenggam kuat, menembus rintangan,
Seakan ingin memeluk, bukan merusak.

Pagar yang pernah berdiri gagah,
Kini tertutup hijau, hampir tak terlihat.
Rumput merangkulnya dengan lembut,
Mengubahnya menjadi bagian dari alam.

Waktu berlalu, tak ada yang abadi,
Pagar yang dulu tegar kini menyatu.
Menjadi satu dengan tanah, dengan rumput,
Dalam harmoni yang tak terpisahkan.

Dalam diam, pagar menyerah,
Menerima nasibnya dengan ikhlas.
Rumput yang memakan pagar,
Mengajarkan kita tentang perubahan.

Bahwa dalam kehidupan yang terus bergerak,
Kita pun akan menyatu dengan alam.
Seperti pagar yang dilingkupi rumput,
Kita pun akan kembali ke asal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun