Di hamparan hijau yang tenang,
Tumbuh rumput liar dengan gigih.
Menjalar pelan, tak terhitung hari,
Menggapai pagar yang berdiri megah.
Pagar kayu itu dulunya kokoh,
Melindungi kebun dari gangguan.
Namun kini, rumput mulai merayap,
Menyelubungi dengan kasih yang tak terbendung.
Helai demi helai, rumput merambat,
Menjalar di setiap celah, setiap retak.
Menggenggam kuat, menembus rintangan,
Seakan ingin memeluk, bukan merusak.
Pagar yang pernah berdiri gagah,
Kini tertutup hijau, hampir tak terlihat.
Rumput merangkulnya dengan lembut,
Mengubahnya menjadi bagian dari alam.
Waktu berlalu, tak ada yang abadi,
Pagar yang dulu tegar kini menyatu.
Menjadi satu dengan tanah, dengan rumput,
Dalam harmoni yang tak terpisahkan.
Dalam diam, pagar menyerah,
Menerima nasibnya dengan ikhlas.
Rumput yang memakan pagar,
Mengajarkan kita tentang perubahan.
Bahwa dalam kehidupan yang terus bergerak,
Kita pun akan menyatu dengan alam.
Seperti pagar yang dilingkupi rumput,
Kita pun akan kembali ke asal.