Di dinding hati tergantung rapi, Â
Potret kenangan masa lalu, Â
Wajah-wajah yang pernah berarti, Â
Tersenyum di balik bayang waktu.
Setiap goresan waktu yang terukir, Â
Menyimpan cerita yang tak terkatakan, Â
Cinta, tawa, juga air mata mengalir, Â
Dalam kanvas hidup yang penuh kenangan.
Ada senja yang dulu kita nikmati, Â
Bersama senandung ombak di pantai, Â
Sekarang hanya bayang yang menemani, Â
Dalam hening malam yang tak usai.
Ada juga canda di bawah pohon rindang, Â
Sembunyi dari teriknya mentari siang, Â
Kini hanya ada angin yang berbisik tenang, Â
Menyapa hati yang kerap kali bimbang.
Potret kenangan, kau tetap abadi, Â
Dalam relung jiwa yang sunyi, Â
Mengingatkan bahwa kita pernah berdiri, Â
Di masa yang tak mungkin lagi kembali.
Meski waktu terus melaju tanpa henti, Â
Potret kenangan takkan pudar di hati, Â
Menjadi saksi bisu dalam perjalanan ini, Â
Bahwa kita pernah ada, pernah berarti.