Di tepi malam yang sunyi,
Terbaring serpihan cinta yang hancur,
Memancarkan kilauan pilu di setiap sudut hati,
Seperti pecahan kaca yang menusuk ke dalam.
Dulu, cinta itu indah bagai bintang,
Menghiasi langit jiwa yang damai,
Namun kini, hanya tinggal puing-puing tak berdaya,
Yang meronta dalam kegelapan malam.
Serpihan cinta yang hancur,
Terpampang di antara detik-detik yang berlalu,
Menyiratkan kesedihan yang tak terucapkan,
Di setiap hembusan angin yang lembut.
Oh, bagaimana mungkin ini terjadi?
Cinta yang dulu menyala kini padam tak berbekas,
Meninggalkan luka yang tak terucapkan,
Di dalam palung-palung hati yang rapuh.
Hanya serpihan cinta yang hancur,
Menjadi saksi bisu dari perjalanan yang berakhir,
Menyisakan keraguan dan kehilangan,
Di antara kenangan yang tak terlupakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H