Meniti garis waktu yang tak berujung, Â
seperti melangkah di atas bayang senja, Â
setiap detik adalah jejak tak berulang, Â
mengukir kisah di lembaran tak terduga.
Dari fajar pertama yang menyapa, Â
hingga senja yang menutup hari, Â
aku berjalan, menggapai mimpi, Â
dalam putaran masa yang tiada henti.
Setiap langkah membawa cerita, Â
tawa dan air mata yang tersimpan rapi, Â
seperti benang yang menenun makna, Â
membingkai hidup dalam harmoni.
Ada masa lalu yang penuh kenangan, Â
dan masa depan yang menanti dengan sabar, Â
aku berdiri di antara dua masa, Â
meniti garis waktu, tak pernah gentar.
Di jalan ini, aku menemukan diriku, Â
dalam cermin waktu yang memantulkan bayang, Â
setiap detik adalah pelajaran, Â
setiap menit adalah harapan yang terbayang.
Waktu berlalu, namun aku tetap melangkah, Â
menghargai setiap momen yang hadir, Â
menyimpan rindu dalam tiap helaan nafas, Â
meniti garis waktu, dengan hati yang mahir.
Dan ketika akhirnya tiba di ujung jalan, Â
aku akan menoleh dengan senyum, Â
melihat jejak yang telah kulalui, Â
meniti garis waktu, hingga akhir hidupku.