Saat waktu terhenti dalam pelukan senja, Â
Detik bergeliat, dalam kebisuan yang merona, Â
Langit membisu, gemintang berbisik lirih, Â
Di antara helaian waktu yang terasa berhenti.
Matahari terkulai, di tepi cakrawala, Â
Menghadirkan lukisan keemasan yang tiada tara, Â
Namun dunia terdiam, dalam kesunyian hening, Â
Seperti detik-detik merajut mimpi yang mengapung.
Di antara kicauan burung yang perlahan lenyap, Â
Ada kita, terpatri dalam sepi yang terasa tak tergapai, Â
Keheningan mengisi ruang yang tanpa batas, Â
Menyatu dalam keabadian, di saat waktu berhenti.
Tangan kita rapat, tak terlepas dalam ikatan cinta, Â
Seakan merangkai masa depan, di setiap detak jantung, Â
Kita menyaksikan keindahan yang tak terdefinisi, Â
Saat waktu tak bergerak, namun hati kita berdetak seirama.
Momen ini, serasa abadi dalam ingatan yang terukir, Â
Di saat waktu berhenti, kita berbagi kisah yang abadi, Â
Bersama senyum yang menyala dan mata yang bicara, Â
Di dunia di mana hanya kita yang ada.
Namun waktu pun akhirnya bergerak lagi, Â
Meski dalam hati, saat waktu terhenti itu, Â
Kita tetap berada, terjaga dalam kenangan yang suci, Â
Saat waktu dan ruang berpadu, dalam satu cerita abadi.