Di malam yang sunyi dan kelam,
Ada tangisan tanpa suara,
Seperti hujan yang turun perlahan,
Menitik, namun tak terdengar.
Mata yang redup menatap kosong,
Mengandung luka yang tak terucap,
Air mata mengalir di pipi,
Namun bibir tetap tertutup rapat.
Dalam hati ada gejolak,
Kesedihan yang menggumpal erat,
Setiap tetes adalah cerita,
Tentang harapan yang hilang seketika.
Di sudut kamar yang gelap,
Kesunyian menjadi teman setia,
Tangisan tanpa suara mengisi,
Ruang yang penuh dengan duka.
Mengapa derita ini tak bisa hilang,
Mengapa tangis ini harus diam,
Setiap helaan nafas adalah perjuangan,
Melawan kesedihan yang tak tertahan.
Ada rindu pada pelukan hangat,
Pada tawa yang kini lenyap,
Tangisan tanpa suara ini,
Adalah nyanyian hati yang terisak.
Namun dalam setiap tetes air mata,
Ada kekuatan yang tersembunyi,
Dalam tangisan tanpa suara,
Ada harapan untuk esok yang lebih baik.
Aku akan terus bertahan,
Meski tanpa suara, tanpa kata,
Tangisan ini adalah bagian dari perjalanan,
Menuju cahaya di ujung sana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI