Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tangisan Tanpa Suara

24 Juni 2024   00:37 Diperbarui: 24 Juni 2024   01:31 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di malam yang sunyi dan kelam,
Ada tangisan tanpa suara,
Seperti hujan yang turun perlahan,
Menitik, namun tak terdengar.

Mata yang redup menatap kosong,
Mengandung luka yang tak terucap,
Air mata mengalir di pipi,
Namun bibir tetap tertutup rapat.

Dalam hati ada gejolak,
Kesedihan yang menggumpal erat,
Setiap tetes adalah cerita,
Tentang harapan yang hilang seketika.

Di sudut kamar yang gelap,
Kesunyian menjadi teman setia,
Tangisan tanpa suara mengisi,
Ruang yang penuh dengan duka.

Mengapa derita ini tak bisa hilang,
Mengapa tangis ini harus diam,
Setiap helaan nafas adalah perjuangan,
Melawan kesedihan yang tak tertahan.

Ada rindu pada pelukan hangat,
Pada tawa yang kini lenyap,
Tangisan tanpa suara ini,
Adalah nyanyian hati yang terisak.

Namun dalam setiap tetes air mata,
Ada kekuatan yang tersembunyi,
Dalam tangisan tanpa suara,
Ada harapan untuk esok yang lebih baik.

Aku akan terus bertahan,
Meski tanpa suara, tanpa kata,
Tangisan ini adalah bagian dari perjalanan,
Menuju cahaya di ujung sana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun