Kukumpulkan mimpi yang pernah kita rangkai,
Dalam bingkai waktu yang perlahan memudar.
Mengenang langkah kita di tepi senja,
Di mana rindu tak lagi mengeja nama.
Hatiku yang rapuh, merelakanmu pergi,
Seperti ombak yang merelakan pantai.
Setiap jejakmu meninggalkan kenangan,
Namun kuikhlaskan, meski hati teriris sepi.
Kusimpan semua kata yang pernah terucap,
Dalam peti hampa yang tertutup rapi.
Tak lagi kutunggu fajar menjemput,
Karena kini, kubiarkan malam memeluk mimpi.
Langit masih biru, meski tanpa hadirmu,
Dan bintang tetap berkelip dalam gelap.
Kutahu, merelakan bukan berarti menyerah,
Melainkan memberi sayap untuk terbang lebih jauh.
Dengan air mata yang jatuh perlahan,
Kupeluk bayangmu dalam angan terakhir.
Biarlah waktu yang menyembuhkan luka,
Dan angin yang membawa pergi setiap sisa rindu.
Kini, kuhadirkan senyum dalam perpisahan,
Meski hati masih ingin menahan.
Merelakanmu adalah bentuk cinta yang paling tulus,
Di mana kebahagiaanmu adalah yang terindah dalam setiap langkahku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H