Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jarum Jam

7 Juni 2024   02:16 Diperbarui: 7 Juni 2024   02:20 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tiktak jarum jam, berderap di waktu malam,
Mengiringi sunyi, diiringi kenangan silam.
Setiap detik berlalu, tak pernah lelah,
Menggenggam waktu, meski hati gundah.

Jarum kecil, jarum besar, berkeliling tiada henti,
Menganyam waktu, dalam lingkaran abadi.
Detik demi detik, menit demi menit, bergulir pasti,
Merekam kisah, dalam denyut hari.

Malam kian larut, jarum tetap setia,
Menjaga mimpi, di alam raya.
Berteman sunyi, dalam hitungan abadi,
Menjemput pagi, dengan hati berani.

Oh, jarum jam, saksi bisu perjalanan,
Mengurai waktu, tanpa keraguan.
Kau ajarkan arti, tentang ketabahan,
Dalam setiap putaran, ada harapan.

Biarlah waktu mengalir, dalam irama tak terhenti,
Menuntun langkah, menuju esok yang penuh janji.
Dalam bisikan jarum jam, ku temukan arti,
Bahwa hidup adalah perjalanan, yang harus dihayati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun