Di lautan waktu yang tak terukur,
Berkejaranlah detik yang berlalu begitu cepat.
99 detik, sebentar saja bagiku,
Namun cukup untuk merasakan getir dan manisnya hidup.
Di dalamnya terdapat kisah yang terlupakan,
Cerita tentang kebahagiaan dan kepahitan,
Mimpi-mimpi yang terbang tinggi,
Dan kegagalan yang menuntun kita belajar.
Detik demi detik menyusun sebuah perjalanan,
Melintasi relung hati dan kerumunan pikiran,
Mengalir seperti air yang tak pernah berhenti,
Menyulam benang-benang waktu yang tak terpisahkan.
99 detik, bagaikan kilatan petir di langit,
Menerangi kegelapan dengan cahaya kehidupan.
Meskipun singkat, namun berharga,
Seperti kembang api yang mekar sebelum redup.
Di ujung sana, terhampar harapan,
Menanti kita untuk menjelajahi lebih jauh.
Hingga saat detik ke-100 tiba,
Kita bersiap untuk menyambut petualangan baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H