Di samudra biru yang luas berlabuh,
Jejak langit memantulkan cahaya mentari,
Sang pelaut melaut dengan hati yang terbuka,
Melangkah dengan impian yang terbentang di depannya.
Ombak bergulung dengan gemuruh yang menyentuh,
Di dalam keheningan, jiwa pelaut bertanya-tanya,
Jejak langit menjadi pemandu yang setia,
Mengarahkan langkah di lautan yang tak berujung.
Dalam kesendirian, sang pelaut mencari makna,
Di antara gemerlap bintang dan kerlip ombak,
Jejak langit memberi pengharapan yang menyala,
Menerangi gelapnya malam yang tak berkesudahan.
Di setiap fajar yang merangkak naik di ufuk,
Sang pelaut tersenyum melihat keindahan,
Jejak langit menjadi saksi bisu keajaiban alam,
Yang terpahat dalam hati yang penuh keagungan.
Hingga akhirnya, dalam pelukan laut yang lembut,
Sang pelaut kembali ke pangkuan tanah,
Jejak langit tetap menghiasi ingatan yang indah,
Sebagai kenangan perjalanan yang takkan pudar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI