Di tepi malam yang sunyi dan hening,
Mesin waktu berdetak, diam dan tersembunyi.
Dengan roda dan gigi, ia bergerak tanpa henti,
Menembus waktu, masa lalu yang kini.
Ke zamannya Ratu Cleopatra di Mesir yang luas,
Di matahari terbenam, dia bersinar terang bagai rias.
Atau di Tiongkok kuno, di antara pagoda yang tinggi,
Suasana damai, dalam rahasia sejarah yang kini terpecah.
Namun hati ini berdebar, takut terlalu jauh,
Ke masa depan yang misterius, yang tak tergenggam oleh tangan.
Akankah kita melihat dunia yang cemerlang atau suram?
Di bawah langit yang sama, namun perubahan mengalir begitu deras.
Mesin waktu, wahai kau pembawa mimpi,
Bukakanlah pintu ke masa lalu yang penuh rahasia dan tanda tanya.
Namun di hati ini, kesempatan berlalu,
Karena setiap detik, sejarah baru kita ciptakan, tanpa kita sadari.
Maka, mesin waktu, tetaplah dalam mimpiku,
Kau adalah kisah yang akan selalu kuingat, dalam hening dan mimpi.
Tak perlu kau bawa aku jauh atau dekat,
Karena setiap detik yang kuhargai, adalah waktu yang kuhidupi dan kucintai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H