Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jejak Luka

8 Januari 2024   12:29 Diperbarui: 8 Januari 2024   12:51 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Di lorong waktu yang kelam,
Kisah lama terukir penuh duka,
Masa lalu membelit erat,
Pahitnya rasa tak terlupa.

Bayang-bayang silam mengejar,
Mimpi-mimpi indah terinjak duri,
Di mata air mata bercucuran,
Mengenang luka yang tak berujung.

Setiap detik, setiap hembusan nafas,
Membawa jejak luka yang tak sembuh,
Tapi dalam kepedihan itu,
Juga terselip pelajaran yang berharga.

Masa lalu yang pahit mengajarkan,
Arti dari kesabaran dan kekuatan,
Meski duka merajai setiap ruang,
Ia menjadi batu loncatan ke depan.

Hari ini mungkin terasa berat,
Namun masa lalu tak sepenuhnya sia-sia,
Sebab dari setiap luka dan pilu yang ada,
Kita belajar menjadi pribadi yang lebih bijaksana.

Maka, meski pahit dan berduri,
Masa lalu adalah bagian dari diri,
Bukan untuk disesali, namun dijadikan pelajaran,
Agar di hari esok, kita lebih tegar berdiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun