Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menanti waktu

29 Desember 2023   18:07 Diperbarui: 29 Desember 2023   18:08 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Di kegelapan malam yang sunyi,
Hatiku meratapi sepi yang menyergap.
Dekap dingin menyelubungi jiwa,
Seperti angin yang tak bertuan mengelilingi.

Bintang-bintang berkedip pelan,
Menyaksikan duka yang ku bawa.
Lautan rindu mengalir dalam,
Mencari pelabuhan di hati yang sepi.

Oh, bagaimana aku bisa melupakan,
Bayang-bayang masa lalu yang menghantui.
Setiap detik berlalu tanpa kepastian,
Meninggalkan luka yang semakin meradang.

Dalam kesunyian, doa terucap,
Memohon cahaya untuk menyinari jalan.
Meski duka mengepung, ku tetap berdiri,
Meratapi dengan harapan yang tak pernah pudar.

Karena di balik awan kelabu yang menggelayut,
Matahari tetap bersinar, menanti waktu tuk muncul.
Dalam ratapan hati yang penuh duka,
Ada kekuatan yang menanti untuk bangkit kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun