Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Detik

18 Desember 2023   08:34 Diperbarui: 18 Desember 2023   08:41 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di bawah langit yang luas,
Hati ini pasrah pada takdir,
Seperti daun yang hinggap di air,
Berlayar mengikuti aliran waktu.

Dalam gelombang kehidupan yang menghampiri,
Aku pasrah, seperti debu yang melayang,
Mengikuti arus takdir yang mengalir,
Tanpa pernah mencoba melawan.

Pada setiap detik yang berlalu,
Pasrahku menjadi nyanyian sunyi,
Seakan angin malam yang memeluk bumi,
Menyampaikan rasa pasrah yang dalam.

Ketika badai datang menerpa,
Aku pasrah seperti kapal di lautan,
Menghadapi ombak dengan ketenangan,
Menyadari kekuatan yang tak bisa ditentang.

Pasrah bukanlah kelemahan,
Namun kebijaksanaan hati yang memahami,
Bahwa hidup ini bagaikan perjalanan,
Yang penuh dengan liku-liku dan misteri.

Jadi, biarkanlah hati ini pasrah,
Pada takdir yang telah ditetapkan,
Dalam setiap langkah, aku merangkul,
Arti sejati dari kehidupan yang berserah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun