Di bawah langit yang luas,
Hati ini pasrah pada takdir,
Seperti daun yang hinggap di air,
Berlayar mengikuti aliran waktu.
Dalam gelombang kehidupan yang menghampiri,
Aku pasrah, seperti debu yang melayang,
Mengikuti arus takdir yang mengalir,
Tanpa pernah mencoba melawan.
Pada setiap detik yang berlalu,
Pasrahku menjadi nyanyian sunyi,
Seakan angin malam yang memeluk bumi,
Menyampaikan rasa pasrah yang dalam.
Ketika badai datang menerpa,
Aku pasrah seperti kapal di lautan,
Menghadapi ombak dengan ketenangan,
Menyadari kekuatan yang tak bisa ditentang.
Pasrah bukanlah kelemahan,
Namun kebijaksanaan hati yang memahami,
Bahwa hidup ini bagaikan perjalanan,
Yang penuh dengan liku-liku dan misteri.
Jadi, biarkanlah hati ini pasrah,
Pada takdir yang telah ditetapkan,
Dalam setiap langkah, aku merangkul,
Arti sejati dari kehidupan yang berserah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H