Di ufuk timur, sinar muncul membelah malam,
Matahari terbit, melukis warna di langit yang damai.
Mengusir kelam, menyapa bumi dengan lembutnya,
Sekuntum embun tersenyum pada dedaunan yang bergemar.
Pancaran hangatnya menyapu rasa sepi,
Menyapa dunia dengan pelukan cahaya yang menyenangkan.
Sinar emasnya menyinari setiap sudut kehidupan,
Sebuah tarian cahaya, persembahan alam yang agung.
Di langit biru, matahari melambaikan jingga senja,
Perlahan menggenggam harinya untuk beristirahat.
Menit demi menit, senyap merayap dalam gelap,
Namun janji kembalinya, terpatri di langit yang kelam.
Matahari, penguasa waktu dan penghapus dingin,
Dengan sinarnya, memberikan kehidupan pada dunia ini.
Biarlah puisi ini menjadi penghormatan,
Pada matahari, penyemangat kehidupan yang abadi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI