Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

120 Hari

10 September 2023   20:45 Diperbarui: 10 September 2023   20:49 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tengah hidup yang penuh warna,
Kita berjalan dalam perjalanan panjang,
Seratus dua puluh hari, waktu yang berharga,
Untuk mengukir kisah yang tak akan hilang.

Hari pertama, matahari bersinar terang,
Kita berdua memulai langkah pertama,
Cinta tumbuh, seperti bunga yang mekar,
Dalam pelukan hangat asmara yang abadi.

Hari keempat puluh, cobaan datang menghampiri,
Badai dan hujan menguji kita berdua,
Tapi cinta kita kuat, tak tergoyahkan,
Seperti pohon yang berakar dalam tanah.

Hari delapan puluh, kita tertawa bersama,
Momen kebahagiaan, tawa, dan canda,
Setiap hari bersamamu adalah anugerah,
Kita bersyukur atas setiap detik yang ada.

Hari seratus dua puluh, akhir dari puisi ini,
Kita telah mengarungi samudra waktu bersama,
Cinta kita seperti bintang yang bersinar terang,
Di langit hati kita, selamanya bersama.

Seratus dua puluh hari, sebuah perjalanan,
Cinta yang tumbuh, mengalir seperti sungai,
Meski puisi ini hanya sebatas kata-kata,
Cinta kita akan abadi, selamanya menyala.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun