Daun lontar adalah salah satu jenis daun yang berasal dari pohon lontar, dan tumbuh di daerah tropis. Daun lontar memiliki banyak manfaat dan di gunakan dalam berbagai budaya dan tradisi setempat. Daun ini sering di gunakan sebagai bahan baku untuk karya seni dan kerajinan,seperti membuat anyaman, topi, tas, dan berbagai jenis barang lainya, termasuk alat musik sasando. Lantas apa yang menyebabkan daun lontar yang dulunya sampah di sulap menjadi alat musik sasando?
 Sasando merupakan alat musik tradisional yang  berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. tidak hanya sebagai alat musik tradisional sasando juga sering di gunakan dalam pertunjukkan musik modern dan mencuri perhatian banyak orang. Sasando terkenal karena memiliki suara yang indah dan kharismatik terlihat saat pemainya memetik senar pada daun lontar dan menekan lut pada arah tertentu pemain menggunakan kedua tangan. saat senar di petik akan menghasilkan irama yang indah, Petikan senar Sasando menjadi sebuah petikan Ajaib bak dari surga.
 Alat musik Sasando memiliki 28 hingga 30 senar yang terbuat dari dawai logam atau nilon. Senar-senar ini  pasang  di sepanjang kerangka bulat pada alat musik Sasando, mulai dari yang terpanjang hingga terpendek. setiap senar mewakili nada yang berbeda dan dapat di mainkan dengan cara di petik. ukuran lagu yang cocok untuk bermain Sasando bisa bervariasi tergantung pada reverensi dan kemampuan pemain. Sasando umumnya di gunakan untuk memainkan musik tradisional dari timur seperti lagu-lagu rakyat atau lagu adat. Namun sasando juga bisa di mainkan dengan berbagai genre musik lainya sesuai dengan keahlian dan kreativitas pemainnya.
Pembuatan Sasando ini di mulai dengan memilih daun lontar yang memiliki ukuran dan kualitas tepat. Daun lontar tersebut kemudian panaskan di atas api di tekan dengan alat khusus. proses pemanasan dan penekanan ini mengubah daun lontar menjadi lentur dan memiliki tekstur yang cocok menjadi instrument musik. Selain itu, daun lontar akan di hubungkan dengan tali pada resonator bambu. Inilah saat Ketika daun lontar di sulap menjadi sasando yang siap menghasilakan melodi yang indah.
Menurut Danil, Seniman sekaligus pengrajin asal NTT sasando ada tiga jenis yang terbuat dari daun lontar yaitu, sasando gong, biola, dan elektrik. Sasando gong yang terkenal di pulau rote memiliki irama pentatonic, biasanya di mainkan dengan irama gong, jenis Sasando ini adalah tuju  senar, 7 nada  Kemudian berkembang menjadi 11 senar, sedangkan Sasando biola,lebih berkembang di kupang,sasando ini memiliki  nada diatonis. Sasando biola ada banyak senar totalnya berjumlah 30 nada. Terakhir Sasando elektrik  dapat di mainkan dengan paduan alat mussik lainya.
Daun lontar memiliki peran penting dalam pembuatan alat musik sasando yakni menciptakan nada dan suara yang indah daun lontar berfungsi sebagai resonator yang memberikan suara khas  Ajaib. Daun lontar juga di gunakan sebagai bahan baku berbagai produk maupun dalam konteks budaya dan ritual. Alat musik sasando yang terbuat dari daun lontar merupakan salah satu contoh penggunaan yang kreatif.Â
Proses sulap daun lontar menjadi alat musik sasando hingga pesona suara yang di hasilkan menjadi melodi yang menciptakan suasana mendalam dan menenangkan. tidak ada alasan untuk tidak mengenal dan menghargai sasando sebagai salah satu keajaiban musik tradisional Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H