Mohon tunggu...
SITI FADHILA WIDYA ARIANTI
SITI FADHILA WIDYA ARIANTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan pendidikan guru madrasah ibtidaiyah

Memilki hobi menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketergantungan Pada Algoritma Media Sosial, Ancaman terhadap Kualitas Berita dan Indenpendensi Pers

7 Oktober 2024   23:01 Diperbarui: 8 Oktober 2024   04:43 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, ketergantungan akan media sosial sudah sangat lazim kita temui. Media sosial memberikan jangkauan yang mudah dan cepat. Banyak platform-platform digital yang bisa kita akses dengan mudah, seperti instagram, tik tok, twitter dan juga facebook. Seiring dengan perkembangan digital tersebut, banyak pekerja pers yang mulai beralih ke sosial media sebagai sarana untuk penyebaran berita. Mereka membuat konten-konten seputar berita yang diliput.Tetapi, permasalahannya adalah konten-konten di dalam media sosial itu bergantung dengan algoritma penggunanya.

Penyebab Ketergantungan Pekerja Pers Terhadap Algoritma Media Sosial 

Algoritma adalah serangkaian aturan yang kompleks yang digunakan oleh platform media sosial untuk menetukan konten mana yang akan ditampilkan pada beranda pengguna. Algoritma ini dirancang untuk memaksimalkan interaksi pengguna, seringkali dengan menyajikan konten yang paling viral atau kontroversial.

Untuk mencapai audiens yang lebih luas dan menjangkau orang-orang diberbagai belahan dunia, pekerja pers mulai mengikuti algoritma pada sosial media. Dengan menggunakan algoritma, interaksi dengan pembaca menjadi lebih maksimal. 

pekerja pers dapat langsung mengetahui berita apa yang dibutuhkan, diminati oleh konsumen dan pada gilirannya dapat meningkatkan visibilitas mereka.  Alasan lainnya adalah karena tingginya persaingan di industri media. Dengan mengikuti algoritma, media berusaha untuk tetap relevan dan tidak tenggelam dalam banjir informasi di media sosial, sehingga tetap dapat bersaing dengan lembaga pers lainnya.

Pengaruh Algoritma Terhadap Independensi Dan Nilai Berita

Berita yang disajikan sesuai dengan algoritma media sosial sering bertentangan dengan fungsi lembaga pers itu sendiri. Algoritma media sosial cenderung memprioritaskan kecepatan dan keterlibatan (likes, shares, comments), yang sering kali menyebabkan berita menjadi lebih dangkal, clickbait, atau bahkan tidak akurat. Jurnalis mungkin terdorong untuk lebih fokus pada headline sensasional daripada investigasi yang menyeluruh, dan hal ini mengurangi nilai edukatif dari berita.

Ketergantungan pada algoritma dapat membatasi kebebasan redaksi dan menyebabkan turunnya independensi dalam lembaga pers. Algoritma biasanya mendorong konten yang mudah viral, sensasional, atau emosional, sehingga media cenderung memprioritaskan berita yang akan mendapatkan lebih banyak interaksi daripada berita yang mendalam atau investigatif. Ini bisa mengurangi keberagaman perspektif dan kualitas pelaporan jurnalistik. Hal ini juga menciptakan “gelembung” di mana kita hanya melihat informasi yang menginformasi keyakinan kita, mempersempit perspektif dan memicu polarisasi.

Untuk mengatasi masalah ini, jurnalis harus memiliki tingkat literasi digital yang baik dan dapat membedakan informasi yang terpercaya dari yang palsu. Selain itu, media perlu mencari model bisnis yang lebih stabil, sehingga tidak terlalu bergantung pada iklan dan mampu memproduksi konten berkualitas tanpa harus terpaku pada tuntutan untuk mendapatkan banyak klik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun