KEARIFAN LOKAL ITAK POHUL POHUL
Warisan budaya yang masih dilestarikan oleh masyarakat Tapanuli Selatan, Mandailing Natal dan Padangsidimpuan adalah itak pohul-pohul. Itak pohul pohul merupakan makanan khas yang terbuat dari tepung beras, gula aren, kelapa dan garam. Itak pohul-pohul sendiri berasal dari bahasa mandailing, yang terdiri dari dua kata yaitu itak artinya kue dan pohul artinya menggenggam.
Itak pohul-pohul merupakan makanan tradisional yang masih dilestarikan sampai saat ini. Makanan ini merupakan salah satu makanan para raja. Itak pohul-pohul merupakan makanan khas yang biasa disajikan untuk acara syukuran dan acara pernikahan. Itak pohul-pohul mempunyai rasa yang manis dan gurih. Cara pembuatannya sangat mudah yaitu mencampur semua bahan yang terdiri dari tepung beras, gula aren yang telah di iris-iris dan garam secukupnya. Setelah tercampur rata, kemudian dibentuk dengan menggenggam bahan yang diaduk rata. Cara penyajiannya juga terdiri dari dua, yaitu langsung dimakan mentah dan mencampurnya dengan air santan atau dikukus selama 15-20 menit.
Bahan dan cara pembuatan itak pohul-pohul sangat mudah untuk didapatkan dan dikerjakan. Bukan hanya itu, bahan--bahan yang terkandung dalam itak pohul-pohul juga memiliki filosofi, tepung beras sebagai bahan utama mempunyai warna putih bersih yang menggambarkan hati yang tulus. Gula aren yang menciptakan rasa manis pada itak pohul-pohul memberi arti terwujudnya keharmonisan. Garam sebagai tanpa kesiapan dalam menghadapi persoalan yang ada.
Tidak hanya bahan-bahan yang mempunyai filosofi, kepalan tangan yang ada pada itak pohul-pohul juga menyimbolkan, hatihasilima yang mempunyai arti lima waktu penting dalam budaya batak
Poltak mata niari (saat matahari terbit)
Pangului (pagi hari)
Hos ari (tengah hari)
Giing ari (jelang sore)
Bot ari (matahari terbenam)