Artificial Intellegent (AI) adalah suatu teknologi yang diatur sedemikian rupa untuk meniru kecerdasan yang ada pada manusia. AI bermula dari gagasan seorang ilmuwan matematika bernama Alan Turing. Ia berpendapat bahwa jika manusia mampu menyelesaikan masalah berdasarkan informasi yang tersedia, maka mesinpun pasti bisa melakukannya. Gagasan Alan tersebut menimbulkan semangat bagi ilmuwan lain untuk turut berkontribusi menciptakan dan mengembangkan konsep AI.
Proses penciptaan AI mulai mengalami peningkatan yang sangat pesat kala memasuki tahun 2000-an. Di era itu, tak sedikit orang yang mulai melibatkan AI dalam kehidupan sehari-hari. Pesatnya penggunaan AI ini justru mulai menimbulkan berbagai gejolak, khususnya di bidang pendidikan. Banyak orang yang mempertanyakan pengaruh AI terhadap aspek kognitif siswa.
Salah satu aspek yang banyak menjadi perbincangan adalah aspek berfikir kreatif siswa. Sebagian orang beropini bahwa AI merupakan suatu alat yang dapat menghambat kemampuan berfikir kreativitas siswa. Namun, sebagian lagi justru beropini bahwa AI merupakan faktor yang dapat mendorong kemampuan berfikir kreativitas siswa. Lantas apakah pengaruh dari AI sebenarnya? Menghambat ataukah Mendorong? Yuk kita cari tahu jawabannya!
Dalam dunia pendidikan, AI sudah menjadi suatu media pembelajaran yang cukup banyak diuji performanya. Cukup banyak penelitian yang menyatakan bahwa AI memang dapat mendorong kemampuan berfikir kreatif siswa. Salah satu penelitian yang relevan dengan pendapat tersebut adalah penelitian yang diakukan oleh Kafai dan Burke.
Berdasarkan penelitiannya, mereka menyatakan bahwa AI tidak hanya berguna untuk memperoleh pengetahuan saja tetapi juga berguna untuk mendorong dan mendukung keterampilan pemecahan masalah serta kemampuan berfikir kreatif. AI dapat membantu siswa dengan cara menyediakan data yang banyak dalam waktu yang cepat.
Hal itulah yang menjadi pendorong untuk memungkinkan siswa lebih ekstra mengeksplorasi data-data yang tersedia menjadi berbagai ide yang menarik dengan waktu yang relatif lebih cepat dari sebelumnya. Selain cara tersebut, ada beberapa cara lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kreativitas melalui AI. Cara-cara tersebut menurut Nurrijal (2023) antara lain:
- Menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk menganalisis pola data dan memberikan umpan balik secara otomatis kepada siswa mengenai kemajuan mereka. Hal ini dapat membantu siswa untuk melihat kekuatan dan kelemahan mereka dalam memecahkan masalah dan solusi kreatif yang diajukan, sehingga siswa dapat lebih fokus pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan
- Menggunakan sistem pengenalan suara untuk membantu siswa dalam berbicara di depan kelas. Sistem ini dapat membantu siswa mengatasi rasa gugup saat berbicara di depan umum dan memberikan umpan balik secara langsung mengenai intonasi, kejelasan, dan penekanan dalam ucapan mereka.
- Menggunakan chatbots (robot percakapan) untuk membantu siswa memecahkan masalah dan mengeksplorasi gagasan baru. Chatbots dapat memberikan umpan balik dan saran kepada siswa dalam waktu nyata, sehingga siswa dapat lebih cepat berpikir kritis dan menghasilkan solusi yang kreatif.
- Menggunakan permainan simulasi yang berbasis kecerdasan buatan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa. Permainan ini dapat menantang siswa dalam memecahkan masalah dan menemukan solusi kreatif melalui simulasi situasi yang berbeda-beda.
Berbagai alternatif penggunaan AI di atas dapat menimbulkan pengaruh yang bertolak belakang bila perspektif siswa terhadap AI kurang tepat. Perspektif yang menimbulkan ketergantungan penggunaan AI dapat menghambat berkembangnya kreatifitas siswa. Siswa yang memiliki ketergantungan berlebih pada AI cenderung menganggap bahwa kemampuan AI lebih tinggi atau lebih baik dibandingkan kemampuannya sendiri.
Padahal, segala sesuatu yang di hasilkan oleh AI umumnya bersifat homogen. Artinya, setiap data atau karya yang dihasilkan oleh AI merupakan sesuatu yang bernilai sama dengan yang sudah ada. Hal itu menyalahi sifat dari kreativitas sendiri yang cenderung berupa sesuatu yang unik dan berbeda dengan apa yang sudah ada sebelumnya.
Salah satu contoh AI yang dianggap dapat menghambat kemampuan berfikir kreatif adalah DALL-E. DALL-E merupakan AI yang berguna untuk menghasilkan gambar realistis dari perintah tekstual.
Dengan menggunakan Dall-E, orang dapat membuat gambar tanpa memiliki keterampilan artistik apa pun. Namun perlu di perhatikan bahwa hasil yang dikeluarkan oleh DALL-E dapat diakses atau digunakan oleh orang lain berdasarkan kata kunci yang sama.
Misalnya, jika ada dua siswa memberikan perintah tekstual “ Buatkan gambar meja” maka hasil gambar yang akan di dapatkan oleh siswa yang pertama dan siswa yang kedua akan persis sama.Nyatanya, meskipun DALL-E memang dapat menjadi alat yang berguna akan tetapi hasil yang diperoleh memiliki sifat yang homogen dan tidak orisinil. Oleh karena itu, siswa perlu ditanamkan keyakinan untuk tidak bergantung sepenuhnya terhadap hasil yang disediakan AI.