Ketergantungan pada AI dapat diatasi jika siswa memiliki perspektif yang tepat. Lantas seperti apakah perspektif yang tepat dalam penggunaan AI? Ayo kita cari tahu jawabannya dengan cara menyimak hasil penelitian di bawah ini!
Morren dkk dalam penelitiannya mengemukakan bahwa AI dapat mendorong kreativitas siswa ketika siswa hanya memandangnya sebagai ‘alat’. Beberapa siswa yang diteliti memiliki persepsi bahwa meskipun AI secara teknis lebih unggul daripada manusia, kreativitas manusia akan selalu menjadi sifat unik manusia yang harus dipupuk.
Salah satu siswa berkomentar, “Pada dasarnya, sebagian besar hal dalam kecerdasan buatan dibuat oleh manusia, jadi, kecuali kita benar-benar membuat robot yang bisa menjadi manusia, mungkin robot tersebut tidak akan mampu menandingi kreativitas manusia.” Saat ditanya 'apakah menurut anda AI bisa menandingi kreativitas manusia?' Seorang siswa memberikan komentar yang sangat menarik. Dia berkata, 'Ya, semacam itu. Itu pertanyaan yang sangat menarik. Saya pikir itu bisa memicu kreativitas. Saya tidak tahu apakah AI itu sendiri (bisa kreatif). Saya tidak tahu apakah robot bisa menjadi kreatif karena, agar robot menjadi kreatif, seseorang harus menciptakan robot tersebut dan memberikan kreativitasnya, jadi saya tidak tahu apakah mereka sendiri bisa menjadi kreatif, tapi menurut saya mereka bisa memicu kreativitas.'. Dengan adanya operspektif tersebut, siswa memilki anggapan bahwa penggunaan AI tidak akan berdampak buruk terhadap kreativitas mereka.
Berdasarkan penelitian di atas, dapat dipahami bahwa ketika siswa memilki perspektif yang menyatakan bahwa AI merupakan suatu ‘alat’ yang tidak dapat menandingi kemampuan manusia, maka pengaruh yang akan ditimbulkan saat menggunakan AI adalah munculnya keyakinan bahwa data-data yang tersedia merupakan sebuah data yang dapat mendorong atau memicu kita untuk berfikir kreatif. Adanya perspektif tersebut memungkinkan siswa untuk melakukan ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi). Siswa dapat mencari berbagai data yang mereka butuhkan kemudian mengamati data-data tersebut untuk kemudian dimodifikasi menjadi sebuah ide yang baru. Berkaitan dengan itu, maka penggunaan dan pemanfaatan sistem ATM ini perlu ditanamkan pada siswa sejak di sekolah. Apabila siswa sudah dapat menggunakan sistem ATM ini dengan tepat, maka penggunaan AI di lingkungan sekolah tentu akan menimbulkan pengaruh yang sangat baik.
Pada dasarnya, pengaruh AI dalam perkembangan kreativitas siswa memang bagaikan sebuah pisau bermata dua. AI dapat memberikan pengaruh negatif jika menimbulkan persepsi ketergantungan penggunaan AI. Namun, AI juga dapat memberikan pengaruh positif jika hanya dipandang sebagai sebuah alat bantu yang canggih.Berkaitan dengan hal itu, penting untuk kita menanamkan persepsi yang tepat pada siswa agar pengaruh yang timbul saat menggunakan pembelajaran berbasis AI sesuai dengan yag diharapkan. Siswa harus ditanamkan sebuah persepsi bahwa AI merupakan fasilitas yang dapat memicu tumbuhnya sebuah ide. AI hanya menyajikan data, masalah, maupun rangkaian gagasan yang merangsang siwa untuk berfikir kreatif. Homogenitas data dalam AI bukanlah standar dalam berfikir kreatif. Salah satu hal yang paling penting, tanamkanlah persepsi bahwa manusia memiliki kreativitas yang lebih unik dibandingkan AI. Tidak hanya itu, guru juga perlu mengenalkan berbagai sistem atau cara yang dapat digunakan ketika menggunakan AI. Salah satu cara yang perlu diajarkan adalah cara menerapkan ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi) dalam pembelajaran berbasis AI. Dengan menggunakan perspektif dan penerapan penggunaan AI yang tepat maka pengaruh yang timbulpun tentu akan mendorong siswa dalam berfikir kreatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H