Mohon tunggu...
siti chanifah
siti chanifah Mohon Tunggu... -

Siti Chanifah ilmu komunikasi fakultas ilmu sosial dan humaniora universitas islam negeri yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Salahkah Perempuan Jadi Jurnalis?

2 Januari 2016   12:57 Diperbarui: 2 Januari 2016   12:57 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Berbicara tentang perempuan dan jurnalistik memang sangat menarik untuk di perbincangkan untuk era zaman seperti sekrang ini, dan eksistensi tentang perempuan dan jurnalistik berbeda jauh dari keberadaan sudut pandang antara orang awam dengan orang paham media, orang kota dengan orang desa.Memang ada apa antara perempuan dengan jurnalistik? Memang sebenarnya tidak ada masalah tapi akan ada masalah jika kita mempertanyakannya.

            Seperti halnya seorang perempuan yang hidup di sebuah desa.Dan jika berbicara tentang desa juga sudah beda dari zaman dulu hingga sekarang, antara pemikiran yang lebih terbuka dan ada juga yang masih tertutup.Pendidikan memang sudah berkembang jauh lebih baik.Dan perempuan desa dulu jika sudah lulus sekolah cukup dengan ijazah SMP atau SMA mereka langsung di nikahkan oleh orang tuanya.Tapi itu dulu...sekarang banyak perempuan desa yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.Seperti halnya mereka para perempuan desa yang berpikir akan pentingnya pendidikan untuk memajukan taraf hidup yang lebih baik melalui pendidikan.

            Para perempuan desa yang melanjutkan pendidikan melalui perguruan tinggi,sebagian dari mereka atau lebih dominan memilih jurusan yang berbau pendidikan.Seperti pendidikan matematika, pendidikan bahasa inggris, pendidikan bahasa indonesia, pendidikan agama.Dan pastinya akan menjadi profesi yang sangat mulia di lihat dari sudut pandang kebanyakan orang dan yang pastinya mempunyai tujuan mulia yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

            Tapi bagaimana dengan profesi untuk para perempuan yang berprofesi menjadi jurnalis? Akankah di nilai, di pandang sama muliannya dengan profesi seseorang para pendidik? Untuk apa perempuan menjadi jurnalis? Dari satu pertanyaan tersebut terasa begitu banyak masalah untuk profesi perempuan sebagai jurnalis.Dan lebih tepatnya seorang perempuan desa yang melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi yang memilih jurusan komunikasi.

            Jika jurusan komunikasi yang berada di kota mungkin terdengar sudah biasa.Tapi tidak biasa untuk lingkungan di desa.Kebanyakan mereka menyamakan bahwa jurusan komunikasi sama dengan jurusan yang berbau media komputer yang lebih subjektif.Saat mereka di beri penjelasan secara lebih dasar atau secara umum komunikasi berhubungan dengan media massa, jurnalistk, dunia pertelevisian, dan wartawan.sebagian meeka yang tidak mengerti media massa mereka menyimpulkan bahwa menjadi seseorang berprofesi sebagai wartawan itu sagatlah buruk, mereka menilai seorang wartawan itu selalu mecari-cari atau mengkorek-korek kesalahan atau kejelekan orang.

            Dan mereka cenderung memberi saran kalau jadi seorang perempuan itu seharusnya menjadi seorang guru yang jelas mulianya.Atau kenapa tidak yang lainnya karena banyak profesi lain ang bisa di pilih, misalnya polwan, pramugari,dll.Dan mereka terus menerus untuk selalu beargumen tentang profesi seorang perempuan.Karena mungkin profesi menjadi seorang jurnalis lebih dominan untuk kaum laki-laki atau karena mereka tahu tantangan menjadi seorang jurnali?

            Dan hal semacam ini perlu adanya pemahaman yang lebih dalam mengenai sebuah profesi yang tahu buruk baiknya adalah yang menjalankanya.Karena persepsi antara satu orang dengan yang lain memang berbeda apalagi tentang budaya.Dan banyak yang memberi julukan seorang wartawan itu adalah kuli tinta.Apakah mereka yang tidak menyukai profesi karena memang tahu seluk beluknya atau karena mereka yang mempunyai pengelaman buruk mengenai jurnalis.

            Anatra suka dan tidak suka sudah menjadi hal yang sangat wajar, yang jelas kita mengetahui tujuan.Siapa yang berhak untuk menjawab pertanyaan antara perempuan dan jurnalis adalah kita semua yang ingin berpendapat mengenai hal ini.Yang jelas media massa sangat membantu kebutuhan kita mengenai informasi yang harus di sampaikan keapada khalayak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun