Sumber gambar: covtrustblog.com
Siapa yang tidak setuju bahwa anak muda, mulai dari mahasiswa, fresh graduates, sampai para pengusaha muda, sangat identik dengan menghambur – hamburkan uang? Bukan hal yang asing kita dengar bahwa anak muda—atau mungkin kita alami sendiri—terlilit masalah finansial hanya karena hal yang sepele; tidak mengerti bagaimana mengatur keuangan pribadi. Besar pasak daripada tiang. Seringkali jumlah pengeluaran kita melebihi kapasitas kantong. Ambil contoh mudah saja, banyak mahasiswa yang tidak bisa mengatur uang bulanannya karena ‘asyik’ membelanjakannya saat awal bulan. Alhasil, kembali meminta uang kepada orang tua atau makan tidak teratur di akhir bulan.
"Untuk berhasil dalam kondisi ekonomi yang dinamis, generasi muda harus memiliki keahlian, pengetahuan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk mengelola keuangan pribadi dan memiliki pengetahuan mengelola keuangan secara umum. Mereka harus memiliki pendidikan yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan keuangan yang benar," ujar Shariq Mukhtar, Country Officer sebuah Bank Swasta seperti dikutip dalam VIVAnews, Jumat 20 Maret 2009.
Perencanaan keuangan seperti didefinisikan oleh Financial Planning Standard Board Indonesia ialah sebuah proses untuk mencapai tujuan hidup seseorang melalui pengelolaan keuangan secara ter-integrasi dan terencana. Lebih mudahnya adalah bagaimana seseorang merencanakan keuangannya untuk memenuhi kebutuhan maupun keinginan – keinginan dalam hidup. Tujuan finansial seseorang bisa beragam, dari mulai membeli gadget terbaru hingga untuk cicilan kredit rumah. Hal ini mungkin bukan hanya asing di kalangan anak muda, tapi juga di telinga orang Indonesia pada umumnya. Kebiasaan atau pola pikir “Ah, masih muda ini. Nikmatin aja. Toh masih bisa mencari uang yang banyak lagi setelah dihabiskan?” masih sering melekat di pikiran muda – mudi Indonesia. Walaupun tidak dipungkiri, beberapa anak muda yang mulai memiliki penghasilan mulai melirik produk investasi yang kini tengah popular seperti unit apartment atau bermain saham.
“If you fail to plan, you plan to fail.”—sebuah kutipan yang sering bergaung di buku – buku maupun kalimat – kalimat motivasional. Yap, hal ini juga bisa kita kaitkan dengan perencanaan keuangan untuk anak muda. Cerdas dalam mengatur keuangan mencerminkan niat kita untuk membangun masa depan yang lebih baik. Kondisi keuangan seharusnya tidak menjadi hambatan untuk mulai mencoba melakukan perencanaan keuangan. Perencanaan keuangan ini bisa dilakukan oleh siapa saja, bahkan untuk Anda, anak muda yang belum memiliki penghasilan sendiri! Berikut ini ialah tips dan langkah – langkah untuk mulai menata kondisi keuangan pribadi bagi anak – anak muda :
1. Buat skala prioritas anda
Menonton bioskop, nongkrong bersama teman dan jalan – jalan bukanlah hal – hal yang tidak boleh Anda lakukan. Sebagai anak muda, ajang refreshing dan sosialisasi ini bahkan menjadi hal yang cukup penting. Tapi ingat bahwa uang saku bulanan Anda bukan untuk dihabiskan semata – mata bersenang – senang. Apalagi untuk yang baru memiliki penghasilan, pasti telah mulai membayangkan berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk membeli kebutuhan di masa depan. Buat skala prioritas Anda! Tidak ingin ‘kan terus terusan besar pasak daripada tiang?
2. Ketahui needs dan wants
Secara teoritis pasti Anda sudah mengetahui bagaimana membedakan kebutuhan dan keinginan pribadi Anda. Sebagai anak muda dengan sejuta keinginan, Anda harus benar – benar memastikan urgensi dari hal yang Anda inginkan. Prioritaskan apa yang dibutuhkan dan usahakan untuk meminimalisir pemenuhan keinginan jika tidak memungkinkan!
3. Sadari kondisi keuangan Anda
Jujurlah kepada kondisi keuangan Anda sendiri. Untuk mahasiswa yang tinggal jauh merantau dari orang tua maupun Anda yang baru saja diterima bekerja pasti mengetahui dengan pasti bagaimana kondisi keuangan Anda. Tidak usah melakukan pengeluaran yang menyesakkan kondisi keuangan Anda pribadi!
4. Lakukan pencatatan – pencatatan pengeluaran dan pemasukkan
Salah satu hal yang essensial dalam perencanaan keuangan ialah “pencatatan” Ada pepatah mengatakan, “Sesuatu yang tidak bisa diukur maka tidak akan bisa dikendalikan.” Pepatah ini agaknya juga berlaku dalam hal perencanaan keuangan pribadi.
Hindari asumsi! Tulis dengan pasti—usahakan real time—untuk apa dan berapa banyak uang yang Anda keluarkan dalam satu hari. Tulis juga dengan jelas berapa banyak penghasilan yang Anda dapat dalam satu bulan. Jika perlu, simpan semua bon dan bukti transaksi yang anda dapatkan setiap mengeluarkan dan menerima uang. Dengan menulis dan melihat langsung kondisi ratio pengeluaran dan pemasukan Anda, Anda akan lebih tersadarkan tentang kesehatan keuangan pribadi Anda. Lakukan analisa ini secara berkala dan Anda akan menemukan pola terbaik dalam pengeluaran maupun penghasilan Anda.
5. Tambahkan penghasilan
Di era digital dan globalisasi seperti sekarang, memiliki penghasilan bukan terpatok dengan bekerja dibelakang meja kantor dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore. Walau pertumbuhan pengusaha muda Indonesia baru menduduki persentasi 0,43% (Sumber: Majalah SWA, Edisi Maret 2015) namun angka ini terus mengalami kenaikan. Begitu juga dengan Usaha Kecil dan Menengah serta Industri Kreatif di Indonesia yang terus mendapat perhatian dan sorotan positif dari pemerintah serta pelaku Industri. Sebagai anak muda yang cenderung suka tantangan dan memiliki banyak kesempatan dan kreatifitas, tidak ada salahnya untuk memulai mencari penghasilan tambahan. Anda bisa mulai dari hal yang sederhana saja seperti berjualan online atau reseller. Anda juga bisa membantu usaha teman Anda yang mulai berkembang, atau bekerja paruh waktu pada usaha start up. Konon, menambah penghasilan dinilai lebih mudah dilakukan serta lebih menyenangkan dibandingkan mengurangi pengeluaran yang sudah merupakan gaya hidup Anda.