People Power dapat diartikan sebagai unjuk rasa besar-besaran yang dilakukan oleh masyarakat umum dengan maksud menumbangkan pemerintahan yang sah karena dianggap tidak kapabel, zolim, koruptif, merugikan dan merusak masa depan bangsa.
Dalam sejarahnya tak ada penguasa mampu bertahan menghadapi people power. Tak perlu disebutkan contoh, yang pasti semua pemerintahan hanyalah setumpuk barang rongsokan yang akan hancur berkeping-keping jika diterjang people power.Â
Itulah mengapa semua pemerintahan takut dengan datangnya people power. Jokowi sendiri melalui para menterinya berulangkali menepis kemungkinan munculnya people power. Wiranto, Muldoko dan Kapolri sendiri menyatakan akan mengerahkan TNI Polri untuk menembak mati seluruh peserta people power, jika mencoba mengganggu kekuasaan mereka.
Tetapi people power tidak muncul berdasarkan ada ancaman atau tidak. Ia datang secara alamiah untuk mengoreksi kedzaliman penguasa.Â
Kecurangan yang sangat vulgar dan brutal yang dilakukan oleh penguasa dalam gelar Pemilu 2019 tentu saja sangat berpotensi mengundang people power. Dimana-mana masyarakat luas menginginkan pergantian pimpinan nasional. Rakyat Indonesia sudah bosan dan frustrasi melihat ulah elit yang terus-menerus membohongi rakyat. Karena itu Pemilu merupakan saat yang tepat untuk mewujudkan kedaulatan rakyat yaitu memilih pemimpin.
Masyarakat luas telah menunjuk Prabowo Sandi yang memimpin. Dimana-mana, di Seluruh Wilayah Indonesia Prabowo Sandi menjadi harapan masyarakat.
Tiba-tiba suara masyarakat itu dicurangi dan direkayasa sedemikian rupa, dengan cara yang masif tanpa mengindahkan tata krama dan etika demokrasi.
Tentu saja hal ini dapat memicu tercetusnya people power. Setidaknya setelah KPU mengumumkan Capres pilihan Rakyat Indonesia dikalahkan secara curang oleh KPU, maka People Power dapat melanda setiap waktu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H