Mohon tunggu...
siti baroroh
siti baroroh Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar, belajar dan mengambil hikmah

Kalau kamu sudah merasa bahagia dengan dirimu, saatnya kamu membahagiakan dan bermanfaat untuk orang lain. Selesaikan urusan dengan dirimu sendiri terlebih dahulu.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hakikat Manusia

22 Mei 2020   06:30 Diperbarui: 22 Mei 2020   06:58 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teman-teman sudah menjadi manager, Saya?

Dan pertanyaan-petanyaan lainnya yang pastinya tidak semua membuat kita terpacu, namun menjadikan orang lain sebagai standar kita. Memang ada beberapa orang yang menjadikan hal tersebut sebagai acuan supaya meningkatkan kinerja, namun sebagian membuat sebaliknya dan menjadikan diri menjadi rendah. Sehingga perlu dari kita kembali ke hakikat kita ada atau hidup. Tuhan pasti punya rencana. Kita harus fokus terhadap hakekat kita dan tujuan hidup kita. 

Tidak perlu untuk membandingkan diri kita dengan orang lain. Nikmati setiap waktu yang diberikan oleh tuhan kepada kita dengan dua poin tadi. Hubungan kita dengan tuhan misalnya. Mungkin kita sudah kurang dekat dengan tuhan, atau perlu semakin dekat. Banyak hal yang perlu kita pelajari. 

Mungkin pengetahuan kita terhadap tuhan masih kurang, atau cara ibadah kita belum benar. Selanjutnya terhadap hubungan kita dengan manusia yang mana pada hadits di atas lebih ditekankan kepada kebermanfaatan terhadap manusia. Mungkin kita lebih bermanfaat diposisi kita saat ini dibandingkan dengan apabila tidak diposisi tersebut. Tebarkanlah banyak manfaat selama kita bisa bermanfaat dengan hal sekecil apapun. Kita harus mulai dari sekarang. 

Namun apabila dari dua hal tersebut kita sudah PD dan yakin semua sudah dilakukan. Kita sudah sangat dekat dengan tuhan dan kita sudah sangat bermanfaat dengan orang lain, lalu? Perbaiki diri kita kalau kita sudah berkata demikian. Artinya ada yang salah, karena masalah orang bodoh adalah malas, sedangkan masalah orang pintar adalah sombong. Jadi bagaimana kita? Semoga kita bebas dari masalah kebodohan dan kesombongan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun