Aku tahu setiap manusia memiliki kesalahan, dan mungkin kesalahan terbesarnya mudah menerima. Â
Saat aku berada di posisi bukan di jatuhkan, Â bukan dihinakan atau biasa di sebut di sudutkan . Aku tidak lagi ingin menjadi penyemangat, seluruh hidupku ingin di penuhi kesendirian. Â Tak ingin lagi bertatap muka, Â melihat mereka aku ingat kesalahan sendiri .
Bukan tentang bagaimana memberikan motivasi untuk khalayak di sekitar, Â namun.. Â Saat aku harus berhenti di satu Tempat dan ternyata tempat yang amat menyeramkan. Â Aku tidak ingin lagi dikelilingi orang orang diluar sana, Â menganggap diri ini tertipu. Â Oleh apa yang aku lihat.Â
Mereka sadar, Â bahwa aku bukan pemberi inspirasi. Â Adakalanya mereka menjatuhkan ku.Â
Lalu jatuh, Â dipenuhi dengan kesalahan .
Yah, Â kesalahan mengapa tidak memaafkan, Â
Terkadang, Â ada orang orang yang baik sekali, Â namun sehari kemudian membicarakn kebodohan kita. Â
Aku menjadi image terbaik mereka, Â kala itu... Â Senyuman dan kebaikan dipenuhi kegembiraan orang orang disekitarku. Â Sampai pada akhirnya aku menyadari, Â kekuatan sebenarnya hanya ada pada diri sendiri. Â
Iyah. Â Karena pada saat aku bukan siapa siapa. mata yang dipenuhi dengan senyuman itu, Â tak lagi terlihat, Â tak lagi menatap indah untuk aku banggakan.
Kedamaian yang sering ku jumpai menjadi berat, Â untuk dilunakkan kembali. Â
Seperti itukah . Kemarahan yang menggebu harus menghilang bersama kedamaian. damailah, Â hati ini.. Â Mata ini merindukan kebaikan dalam setiap jiwa yang aku temui..Â