Pembinaan pada anak baik formal maupun non formal bukan lain bertujuan sebagai upaya pemberian rangsangan ilmu pengetahuan untuk menstimulasi tumbuh kembang anak.Â
Pada usia dini, anak-anak memiliki perkembangan aspek kognitif yang mengacu pada tahap kemampuan anak dalam memperoleh makna dan pengetahuan dari pengalaman serta informasi yang didapatkannya. Semakin sering seorang anak diasah kognitifnya, maka kemampuan berpikir dalam memahami suatu hal semakin anak tersebut aktif dan kreatif.Â
Pada usia 2---7 tahun, kemampuan berpikir kritis dan kreatif anak lebih mengedepankan imajinasi dan nalarnya dalam menghadapi hal baru. Oleh karenanya, media pembelajaran yang tepat memiliki peranan penting untuk membantu anak menstimulasi kemampuan kognitifnya.Â
Dalam dunia pendidikan, perkembangan perkembangan kognitif ini merupakan aspek penting dalam perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan bagaimana anak mempelajari dan memikirkan lingkungannya (Marinda, 2020: 120).Â
Penggunaan media pembelajaran dongeng pada anak tentu sangat membantu untuk memacu daya berpikir kritis, kreatif, dan imajinasinya. Melalui kegiatan mendongeng, anak-anak dapat berimajinasi menjadi apa saja bahkan dapat mengoptimalkan perkembangan karakter anak dalam mencapai kematangan berpikir.Â
Terlebih dengan menggunakan media visual seperti video dan gambar puzzle, anak-anak akan membangun imajinasi dan kreatifitas dalam memecahkan sebuah masalah di kemudian harinya.Â
Berdasarkan permasalahan tersebut pada hari Rabu, 26 Januari 2022. Mahasiswa Universitas Pamulang membentuk tim yang beranggotakan lima orang, mengadakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Pondok Pesantren Al-Islah, Cisauk. Kegiatan ini ditujukan pada anak usia sekitar 5---9 tahun dengan tujuan untuk meninjau kemampuan kognitif anak-anak melalui pembelajaran cerita rakyat nusantara dengan disertai implementasinya selama kegiatan pembelajaran berlangsung.Â
Dalam membina dan membimbing kemampuan anak pada tahap kognitif melalui cerita rakyat nusantara, tim yang bertugas memberikan pemahaman terlebih dahulu mengenai materi yang akan disampaikan sebagai upaya pengenalan dan pendekatan diri kepada anak-anak dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami.Â
Kegiatan dilanjutkan dengan pembagian kelompok menjadi empat kelompok dengan di dampingi tim yang bertugas. Mereka yang ditugaskan, akan memperlihatkan video cerita rakyat nusantara yang berbeda kepada anak-anak. Lalu, menyampaikan pesan apa saja yang terkandung dalam masing-masing cerita rakyat nusantara kepada anak-anak, sehingga anak-anak mampu memahami dan meneladaninya.Â
Setelah anak-anak menyimak dan menonton video cerita rakyat nusantara, anak-anak diminta untuk menyusun puzzle yang bertemakan cerita rakyat yang tadi mereka tonton. Kemudian, anak-anak diarahkan untuk berkumpul kembali dan akan diberi pertanyaan-pertanyaan terkait dengan apa yang sudah mereka tonton dan pahami mengenai cerita rakyat nusantara, baik dari segi pesan dan kejadian, maupun tokohnya.Â