Mohon tunggu...
Siti Badiatul
Siti Badiatul Mohon Tunggu... Freelancer - Tumbuh Kata

Menumbuhkan kata mengungkapkan rasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Malam dan Kopi Hitam

16 April 2020   22:56 Diperbarui: 16 April 2020   22:49 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Melihat kilap-kilap bokhlam yang berusaha memberi terang lalu pemandangan bilang bahwa Aku harus tenang.

Pandangan menuju jalan adalah peralihan sosok angan yang tak mampu lagi tertahan

Saat malam,
Katanya kesunyian, tapi mengapa hadirnya lebih berisik mengisi kepala tanpa memberi jeda barang sedikit saja.

Duduk dengan kopi hitam adalah alih-alih seruputnya mampu mengalihkan perdebatan antara malam tenang dan isi kepala yang bersua lantang-lantang

Tidak berteman, tidak berkawan adalah usaha memenuhi kesendirian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun