Di suatu lamunan, tiba-tiba teringat kelas Customer Behaviour Theory, dimana di kelas itu aku belajar tentang bagaimana perilaku konsumen terhadap niat membeli dan memutuskan pembelian suatu produk sehingga peran pemasar sangat perlu untuk mempelajari perilaku dari konsumen ini agar produk yang ditawarkan bisa di terima di masyarakat, kira-kira begitu. Tapi, sebenarnya bukan itu sih pointnya, melainkan ucapan dari dosen yang memberi pengantar sebelum kelas dimulai. Beliau bilang gini;
"Yang namanya belajar itu harus bener-bener belajar, jangan menerapkan sistem belajar hanya untuk sementara waktu, lalu diwaktu lainnya harus memulai dari awal lagi, itu akan membuat kalian jadi capek"
Lalu aku mencoba menarik kesimpulan dari apa yang telah disampaikan beliau, bahwa ketika sedang belajar itu lebih baik jangan setengah-setengah, melainkan harus serius sampai pada titik kepahaman sehingga ketika apa yang telah dipelajari dan dibutuhkan di waktu lain kita hanya perlu untuk melanjutkan dan mengembangkan, hal itu tidak akan membuang-buang waktu untuk memulai lagi dari awal. Prinsip seperti ini berlaku dalam belajar dimanapun, dan bagi siapapun.
Kedengarannya memang sederhana, tapi point seperti itu memang kerap kali banyak diabaikan, padahal apabila direnungkan bisa menjadi pengingat bagi diri, pengingat untuk selalu bersungguh-sungguh dalam mempelajari suatu ilmu untuk pengetahuan.
Hal ini sejalan dengan apa yang aku baca dari salah satu artikel yang di tulis oleh dr. Raehanul Bahraen di blog Muslim.or.id, dimana artikel itu menjelaskan bahwa banyak orang yang sangat ingin berilmu dan menjadi orang yang memiliki ilmu, akan tetapi mereka tidak tahan dengan lelah dan letihnya menuntut ilmu. Ilmu tidak akan mungkin didapatkan, kecuali seseorang harus melawan nafsu bersantai-santainya.
Yahya bin Abi Katsir rahimahumullah berkata,
"Ilmu tidak akan diperoleh dengan tubuh yang santai(tidak bersungguh-sungguh)"
Imam Syafi'i juga mengisyaratkan perjalanan dan perjuangan berat menuntut ilmu dengan hasil yang baik. Beliau berkata
"tidak mungkin menuntut ilmu orang yang pembosan, merasa puas jiwanya kemudian ia menjadi beruntung, akan tetapi ia harus menuntut ilmu dengan menahan diri, merasakan kesempitan hidup dan berkhidmat untuk ilmu, maka ia akan beruntung".
Jadi, pada dasarnya kalau lagi belajar tapi nggak sungguh-sungguh itu percuma saja membuat capek yang tidak ada manfaatnya, namun ketika pikiran dan badan yang letih karena menuntut ilmu yang demikian itu akan lebih berguna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H