Mohon tunggu...
Siti Auliya Fitria
Siti Auliya Fitria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya adalah Seorang mahasiswa s1 program study biologi yang mempunyai minat dibidang science

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cat Calling Yang Merajalela, Bagaimana Cara Mengatasinya?

1 Juni 2024   14:31 Diperbarui: 10 Juni 2024   11:10 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

       Kasus kekerasan seksual sering kali menjadi topik yang cukup sensitive untuk diperbincangkan. Banyak masyarakat Indonesia yang menganggap hal itu adalah hal yang tabu. Kekerasan Seksual adalah setiap perbuatan merendahkan, menghina, melecehkan, dan/atau menyerang tubuh, dan/atau fungsi reproduksi seseorang, karena ketimpangan relasi kuasa dan/atau gender, yang berakibat atau dapat berakibat penderitaan psikis dan/atau fisik termasuk yang mengganggu kesehatan reproduksi seseorang dan hilang kesempatan melaksanakan pendidikan dengan aman dan optimal. 

     Berdasarkan jenisnya kekerasan seksual terbagi menjadi kekerasan seksual yang dilakukan secara verbal, secara fisik dan secara daring seperti melalui komenan di media sosial seseorang.

        Banyak tindakan yang termasuk ke dalam kekerasan seksual yang mungkin belum kita ketahui selain pemerkosaan. Salah satu perbuatan yang termasuk dalam kekerasan seksual adalah catcalling.  Secara harfiah catcalling berasal dari kata 'catcall' yang berarti 'ejekan'. Laman Cambridge Dictionary mendefinisikan catcall sebagai 'teriakan/siulan keras yang bersifat negatif, utamanya saat dilakukan di tengah keramaian'. Secara umum  catcalling sendiri merupakan sebuah bahasa gaul yang merujuk pada sebuah perbuatan pelecehan seksual dengan bentuk komentar yang mengutarakan ujaran yang mendiskriminasi atau melecehkan penampilan fisik, tubuh ataupun identitas gender orang lain (misal: lelucon seksis, siulan, dan memandang bagian tubuh orang lain).

       Perlu untuk diperhatikan bahwa catcalling bukan hanya tentang memberikan pujian atau komentar positif, melainkan lebih sering mengekspresikan keinginan seksual tanpa izin dan tanpa memperhatikan perasaan atau kenyamanan korban. Catcalling dapat berupa komentar vulgar, siulan, bunyi klakson, gerakan tubuh, dan lain-lain. Catcalling juga bisa berupa sapaan salam namun dengan nada menggoda atau melecehkan. Catcalling kerap terjadi di ruang publik seperti halte bus, stasiun, pinggir jalan dan sebagainya. Namun, masih banyak korban catcalling yang belum sadar bahwa dirinya sedang mengalami salah satu bentuk dari kekerasan seksual.

Menghadapi catcalling bisa membutuhkan ketenangan dan kebijaksanaan. Berikut adalah beberapa kata yang mungkin bisa membantu:

           1. Jangan merendahkan dirimu karena komentar yang tidak pantas.

2. Ingatlah bahwa kamu punya hak untuk merasa aman dan dihormati.

3. Berlatihlah untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi.

4. Gunakan bahasa tubuh yang kuat dan percaya diri.

5. Langkahkan kakimu dengan mantap dan tegap.

6. Berjalanlah dengan kepala tegak dan tataplah mata lawan bicaramu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun