Hari ini libur. Mayday, libur memperingati hari buruh 1 Mei. Kunikmati libur dengan rebahan. Usai masak, cuci baju, menyapu lantai rumah dan halaman aku memanjakan diri dengan tiduran di kasur. Tentu sambil pegang telepon cerdas di tangan. Aku sedang hobi baca cerpen Femina di gawai.
Sangat nikmat libur, kepalaku bebas dari rasa pusing yg mendera jika masuk kelas. Kelas dengan beberapa anak yg tak sopan.
Kemarin Zul bertanya, "Ibu gila ya?". "Ya, puas kan kamu"
"Kenapa memang kalau saya gila?"
"Oh ibu periksanya ke Magelang ya."
Tapi puncak marahku saat kerudungku ditarik dari belakang. Pembullyan yang tak kumaafkan.
Dari pada marahku meluap, aku memilih pergi dari kelas. "Ibu baper, sudah tua baperan"
Tak kuhiraukan olok-olok itu.
Nah harus terus bertahan dengan pembully yg tak berperasaan itu? Anak-anak kelas 9 sebenarnya tinggal persiapan menghadapi UKLN. Uji Kompetensi Literasi dan Numerasi. Istilan baru dari Ujian Akhir.
Soal-soal latihan sudah kukirim. Mereka tinggal mengerjakan. Baca soal di telepon genggam dan jawaban ditulis di buku. Hanya beberapa anak yang tekun mengerjakan, sementara yang lain ada yang bermain game, dan Zul dkk lebih suka mengejek gurunya.
Kurikulum Merdeka memanjakan siswa. Tak ada lagi ujian nasional. Semua anak lulus apa pun kondisinya. Tentu saja aturan ini menyebabkan mayoritas siswaku merasa di atas angin. Tak ada yang ditakuti. Bersiksp kurang ajarpun pasti lulus. Andai tak lulus pun mereka tidak takut. Tak ada kemauan belajar tekun.