Semarang -- Upaya advokasi kesehatan yang dilakukan mahasiswa PKL dari Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang (UNNES) dalam pencegahan Tuberkulosis (TBC) telah membuahkan hasil yang luar biasa. Mahasiswa PKL ini mendapatkan apresiasi dari Puskesmas Gunungpati atas kontribusi melalui policy brief yang mereka susun sebagai bentuk advokasi dan penyuluhan mengenai pentingnya penanganan serta pencegahan TBC.
Sebagai bagian dari kegiatan PKL MBKM SKM Penggerak, Siti Atikah mencanangkan program Edukasi Bebas Tuberkulosis (EKSIS) untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat seputar penyakit TBC dan cara pencegahannya. Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Kesehatan RI, Jawa Tengah menempati urutan ketiga dalam jumlah kasus TBC nasional. Di Semarang sendiri, Puskesmas Gunungpati termasuk wilayah dengan angka kasus TBC yang terus meningkat setiap tahunnya meskipun tidak signifikan.
Siti Atikah menginisiasi policy brief ini dengan tujuan mengintegrasikan edukasi TBC ke dalam program layanan rutin Puskesmas. Dalam policy brief, beliau merekomendasikan agar Puskesmas memperkuat edukasi dengan bantuan teknologi digital, seperti video interaktif, dan menggandeng kader kesehatan untuk menyebarluaskan informasi hingga ke tingkat RW dan RT.
Pihak Puskesmas Gunungpati mengapresiasi upaya mahasiswa UNNES ini karena berhasil menyampaikan rekomendasi yang relevan untuk mengatasi kendala rendahnya pengetahuan masyarakat tentang TBC. "Edukasi secara langsung kepada pengunjung Puskesmas memang sangat penting, dengan adanya program EKSIS yang kemarin sudah berjalan dengan baik dapat menjadi langkah awal kami untuk lebih memperkuat edukasi di lingkungan Puskesmas Gunungpati," ujar Kepala Tata Usaha Puskesmas Gunungpati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H