Indahnya alam tidak bisa aku biarkan ada di depan mata begitu saja. Aku memotret dari mobil di saat aku menyetir dalam perjalanan aku menuju ke Frankfurt. Cuaca sangat cerah sekali, tiada hujan, tiada angin dan langit pun biru di temanin awan-awan putih yang membuat cerahnya hari itu. Indah sekali. Â
Saat itu aku sedang ada di Den Haag, tapi aku harus ke Frankfurt karena ada jadwal menyerahkan dokument-dokument untuk memperpanjang Passport yang sudah habis masa berlakunya. Peraturan baru kalau kita mau bikin Passport harus membuat jadwal dulu sangat membuat aku pernah berfikir juga, oh kok begini ya mau memperpanjang Passport saja lama sekali harus nunggu.Â
Tidak semudah dulu, kalau ada waktu tinggal ke KJRI saja dan mendaftarkan diri dan menyerahkan dokumentasi yang di butuhkan dan nunggu di prosess. Sekarang peraturan berbeda sejak usai korona saja. Pernah saya telfon ke bagian Konsuler, jawabannya ya karena untuk mempermudah prosess kerja KJRI yang ternyata ribuan wagra negara Indonesia tinggal di wilayahnya itu.
Perjalanan aku menuju ke Frankfurt ini memakan waktu 6 jam karena aku dari Den Haag ke Bonn dan dari Bonn ke Frankfurt. Tentu saja di jalan banyak macet dan tidak selalu mulus. Tapi berkat bantuan Bapak Agus Maulana Attabrani walau terlambat saya masih di tunggu dan urusan Passport saya juga di garap sampai selesai.Â
Bapak Agus Maulana Attabrani ini ada di bagian  Abteilung fr Presse, Soziales und Kultur. Agus Maulana Attabrani. Konsul/I. Sekretr. Agus Maulana Attabrani. Konsul/Sekretaris I. Bekerja di bagian Sosial, budaya, dan kemasyarakatan di  Generalkonsul der Republik Indonesien in Frankfurt yang saat ini Bapak Antonius Yudi Triantoro sebagai Konsul Jenderal RI - Frankfurt. Aku masih bersyukur kenal baik dengan Bapak Maulana yang saat itu kita sempat dekat sekali di saat Konsul Jenderalnya Pak Acep Soemantri.Â
Sesampai disana aku langsung masuk ke ruang tunggu untuk memprosess menyerahan dokumentasiku. Sambil menunggu aku minum kopi yang sudah di sediakan di ruang tunggu. Disana aku bertemu temanku Mbak Yuliarti yang juga ada jadwal mengambil Passportnya. AKu kaget saat jumpa dia, karena aku sudah menulis ke cia berkali-kali bahwa kapan kita bisa telfonan kalau ada waktu.Â
Aku mau melaporkan hasil kerjaan dan gerakan yang selama ini aku lakukan. Eh aku ketemu disitu keajaiban yang sungguh di luar dugaan. Mbak Yuliarti ini adalah ketua Diaspora 5 Benua yang sedang ramai-ramainya muncul di Europa seusai kampanye tahun ini 2023/2024. Sungguh luar biasanya gerakannya. Mantap keren dan berbobot sekali.
https://www.youtube.com/watch?v=oNIvDVGjMDA&t=91s
Setelah lama menunggu giliran aku di panggil. Dokumentasi aku yang belum aku rapikan, aku rapikan bersama Pegawak konsuler yang baik sekali. Satu-persatu di teliti dan di bantu menatanya hingga semuanya beres dan rapi. Aku tahu lain kali memang semua berkas-berkas itu harus di siapkan dari rumah dan di sana tinggal menyodorkannya, cuma aku banyak acara dan jarang di rumah  makanya ya hal ini tidak perlu di contoh to? kesabaran pegawai Konsuler itu sangat patut aku puji, terima kasih atas kesabarannya.Â
  Â
Akhirnya giliran aku untuk berfoto tiba, dan aku masuk ruangan foto. Usai aku di foto aku diminta untuk sidik jadi dari jari kiri dan kanan dan terakhir adalah ibu jari kanan kiri. Akhirnya selesailah prosess pembuatan Passport aku yang baru setep awal, tinggal menunggu prosess selanjutnya.
Sebenarnya semuanya tidak susah asal mengikuti aturan yang ada dan syarat-syaratnya harus di lengkapi saja. Kalau tidak faham dan kurang mengerti semua pun bisa di tanyakan lewat telfon, email atau WA. Terima kasih atas semuanya, terima kasih KJRI dan terima kasih pada Pak Maulana dan pihak Konsuler.Â
Terima kasih kepada Tuhan atas kelancaran perjalananan ku dari den Haag ke Frankfurt dan sampai ke rumah kembali. Kuasamu luar biasa dan terima kasih, terima kasih juga atas pertemuan aku sama mbak Yuliarti. Dan terima kasih atas makanan yang aku terima, di traktir lagi. Semua kembali ke pada Nya sejenak kita merenung dan berdoa, moga Allah memberkati amin.Â
Bonn 01.06.2024
Siti Asiyah Â
  Â