Mohon tunggu...
Siti Arniansyah Kusnul
Siti Arniansyah Kusnul Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswi (19170005)

Lakukan hari ini. Jika bisa hari ini, kenapa tidak?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Problem-Based Learning di Setiap Tingkat Pembelajaran Berbeda

23 April 2020   13:00 Diperbarui: 23 April 2020   14:32 4069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Inti dari pembelajaran berbasis masalah yakni penyajian situasi permasalahan yang autentik dan bermakna kepada siswa yang dapat menjadi landasan penyelidikan dan inkuiri. Ciri-ciri model pengajaran berbasis masalah sebagai berikut:
1. Pertanyaan atau masalah pendorong
Daripada menyusun pelajaran berdasarkan prinsip atau keterampilan akademis tertentu, pembelajaran berbasis masalah menyusun pengajaran berdasarkan pertanyaan atau masalah yang secara sosial penting dan secara personal bermakna bagi siswa.
2. Fokus antar-disiplin
Meskipun pelajaran berbasis masalah dapat berpusat pada pelajaran tertentu seperti sains, matematika, sejarah, masalah actual yang diselidiki dipilih karena solusinya mengharuskan siswa untuk menyelidiki banyak pelajaran.
3. Penyelidikan autentik
Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa melakukan penyelidikan autentik yang mencari solusi nyata bagi masalah yang nyata. Penyelidikan itu harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis dan membuat prediksi, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen (apabila sesuai), membuat kesimpulan, dan merangkum.
4. Produksi artefak dan benda pajang
PBL (Problem-Based Learning) mengharuskan siswa untuk membuat produk yang dapat menjelaskan atau mewakili solusi-solusi mereka. Produknya dapat berupa laporan, model fisik, situs web, program komputer dan buatan siswa lainnya. Artefak dan benda pajang menjadi sebuah alat yang direncanakan dan akan dijelaskan oleh siswa untuk menunjukkan kepada orang lain terhadap apa yang telah mereka pelajari serta menjadi alternatif baru bagi makalah atau ujian tradisional.
5. Kolaborasi
Kolaborasi siswa dalam PBL dapat mendorong inkuiri dan dialog bersama serta perkembangan keterampilan berpikir dan sosial.

Tujuan intruksional dari pembelajaran berbasis masalah ada tiga yakni: untuk mengembangkan siswa dalam keterampilan menyelidiki dan menyelesaikan masalah, untuk memberikan pengalaman siswa dengan peran orang dewasa dan memungkinkan mereka memperoleh kepercayaan diri akan kemampuan mereka untuk berpikir, serta menjadikan mereka pembelajara yang mengatur diri sendiri.

Apakah PBL efektif?

Menurut beberapa peneliti seperti Bredderman (1983) yang melakukan meta-analisis terhadap 57 penelitian tentang efek-efek program sains yang berorientasi kegiatan yang dikembangkan pada 1960-an dan 1970-an. Bahwa kurikullum berbasis kegiatan memiliki efek terbanyak pada prestasi siswa dalam dua bidang penting, yakni pemahaman akan metode ilmiah dan kreativitas.

Seperti peneliti lain, Albanese dan Mitchell (1993) yang juga melakukan meta-analisis yang mirip terhadap penggunaan pembelajaran berbasis masalah dalam pendidikan kedokteran. Hasilnya menunjukan bahwa mahasiswa kedokteran yang dilatih pembelajaran ini tampil lebih baik dalam pemeriksaan klinis dan terlibat dalam lebih banyak penalaran produktif daripada siswa yang dilatih dengan metode-metode konvensional. Namun, siswa yang dilatih PBL memiliki nilai rendah dan memandang dirinya kurang siap dalam pengetahuan sains dasar.

Tidak hanya itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Hmelo dan koleganya (200,2004,2006) dan meta-analisis yang dilakukan oleh Gijbels, Dochy, Van den Bossche, dan Seeger (2005) juga menemukan hasil yang sama dengan para peneliti sebelumnya. Siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah sangat termotivasi, mencapai pemahaman yang lebih dalam dan kompleks, serta dapat menerapkan pengetahuan ke dalam situasi baru. Namun, memiliki efek lemah pada pemerolehan pengetahuan faktual.

Sudah jelas, dalam PBL tidak semata-mata pemebelajaan ini dapat efektif dan mampu meningkatkan kognitif maupun kualitas siswa dalam setiap proses belajar-mengajar. Tidak hanya dengan pembelajaran berbasis masalah ini dapat mencapai tujuan lain atau bahkan semua tujuan belajar. Namun, memang dalam suatu penelitian menunjukkan bahwa penerapan PBL yang menarik dan sukses dapat dilaksanakan di kelas sekolah dasar.

Bagaimana pelaksanaan pengajaran berbasis masalah?

Hal pertama dalam suatu pelaksanaan tentunya tidak lupa kita merencanakan terlebih dahulu secara matang agar apa yang akan kita laksanakan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan kita.

1. Merencanakan pelajaran PBL 

A. Menentukan tujuan dan sasaran
Menentukan tujuan khusus dan sasaran pelajaran berbasis masalah adalah salah satu dari tiga pertimbangan perencanaan yang penting. Tujuan yang akan dicapai harus direncanakan, apakah pelajaran tersebut berfokus pada satu tujuan atau memiliki banyak tujuan. Kemudian tujuan-tujuan tersebut dikomunikasikan kepada siswa.
      

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun