Mohon tunggu...
sitiaribatul husna
sitiaribatul husna Mohon Tunggu... Guru - Guru

Suka membaca, Suka Berpergian, suka memasak dan Menanam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 1.1.a.8

1 April 2024   10:03 Diperbarui: 19 Juni 2024   23:18 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkenalkan nama saya Siti Aribatul Husna, S.Pd. Saya adalah calon guru penggerak Angkatan 10. Di Wilayah SUMBAR,  Saya adalah salah satu guru di SD Negeri  di Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Menurud Kihajar Dewantara, Maksud Pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak – anak , agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi – tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Pengajaran adalah bagian dari Pendidikan. Dan pengajaran adalah proses pendiidkan dalam memberi ilmu untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Serta pendiidkan menciptakan ruang bagi murid untuk bertumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain serta menjadi mendiri.

Dari materi tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai Pendidikan berpusat pada anak. Banyak pembelajaran yang saya dapatkan tentang seorang anak. Karena anak itu memiliki kodrat alam dan kodrat zaman. Anak juga bukanlah kertas kosong , tiap anak memiliki potensi lahir yang berbeda-beda, guru tinggal menebalkan garis putus-putus menjadi garis yang tebal sesuai dengan kodrat alamnya. Dalam proses menebalkan garis putus-putus tersebut kita dapat memadukan kodrat alam dan kodrat zaman. Yang mana kodrat zaman yaitu menuntun anak sesuai dengan zaman. Bahkan dari pemikiran ini juga, saya baru menyadari ternyata seiring dengan perkembangan zaman, Pendidikan juga harus berubah, agar selaras dengan perkembangan zaman yang semakin hari semakin canggih. Hal ini tentunya untuk lebih memudah melakukan tranformasi Pendidikan menuju pendidiakan yang lebih baik dimasa sekarang. Dan tentunya memudahkan para pendidik (guru) melakukan transfer ilmu pengetahuan (tidak kaku). Karena banyak sekali sumber belajar yang di peroleh oleh siswa baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas atau di luar lingkungan sekolah. Yang mana sekarang lebih populer dengan sistem blended learning. Dan pembelajaran sesuai dengan kodrat alam yaitu yang mana pembelajaran harus di sesuaikan dengan lingkungan ,adat istiadat serta budaya tempat anak didik tinggal. Karena pepatah mengatakan dimana bumi di pijak, disitu langit di jinjing. Jadi, di daerah pegunungan tentu akan berbeda dengan daerah laut atau pantai karena dari dua sisi ini mempunyai banyak perbedaan. Dan kebutuhan anak akan tentu berbeda, contoh kecil saja anak pantai akan sangat senang dengan berenang, sedangkan anak gunung akan lebih suka dengan kegiatan bercocok tanam karena suasana pegunungan yang dingin.

Dalam filosofi Ki Hajar Dewantara, beliau menyebutkan bahwa guru ibarat petani yang menanam tanaman di kebunnya. Sebagai seorang petani, harus mengenal tanah  yang akan ditanami, benih yang akan ditanam, pengairannya, perawatannya serta pemupukan yang sesuai agar nanti menghasilkan panen yang maksimal. Demikian juga guru, guru harus memahami dan mengenal muridnya secara utuh. Dari segi latar belakang keluarganya, apa bakatnya, kelebihan apa yang dimiliki, minat belajarnya seperti apa dan juga gaya belajar yang dia sukai. Dengan mengenal dan memahami murid secara utuh, maka kita jadi bisa memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kodrat alam murid. Sehingga akan menghasilkan murid-murid yang berkualitas dan bermanfaat baik bagi dirinya maupun Masyarakat.

Dan tentunya, ketika kita mengajar harus sesuai dengan, Semboyan Ki hajar Dewantara yang berbunyi: Ing ngarso sun tolodo, in madyo mangun karso dan tut wuri handayani. Dari semboyan ini kita dapat memahami bahwa, seorang guru itu ketika dia di depan harus selalu memberi contoh atau panutan kepada siswa – siswanya, dan ketika berada di tengah selalu memberi semangat dan ketika berada di di belakang selalu memberi dorongan hendaknya.

Refleksi dari materi modul 1.1,

Adapun pertanyaan pemantik dalam membuat kesimpulan dan refleksi terhadap pemikiran – pemikiran Ki Hajar 

  • Apa yang anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum anda mempelajari modul 1.1?
  • Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku anda setelah mempelajari modul ini?
  • Apa yang dapat segera anda terapkan lebih baik agar kelas anda mencerminkan KHD?
  •  

Refleksi saya dari masalah diatas adalah :

  • Apa yang anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum anda mempelajari modul 1.1?

Menurud anggapan saya Ketika siswa telah tiba di sekolah, seperti gelas yang kosong. Jadi guru yang akan mengisi gelas kosong tersebut. Siswa hanya cukup menerima apapun yang guru ajarkan walaupun itu bukan kemauan mereka. Sehingga saya sebagai guru memberikan pengajaran  masih dengan model ceramah. Sehingga, saya menyiapkan materi dan murid mendengarkan penjelaskan materi yang saya sampaikan setelah itu, para siswa saya mencatatnya. Saya tidak peduli mereka suka atau tidak, tapi saya menuntut mereka untuk menulis apapun yang sudah saya tuliskan di papan tulis . Jika mereka tidak mau mencatat, saya ancam mereka bahwa anak – anak murid saya tidak boleh istirahat, pulang atau saya akan mengurangi nilai mereka. Serta menurud saya, pembelajaran akan berhasil jika proses belajar mengajar di dominasi oleh guru serta  ruang kelas dalam keadaan hening akan lebih efektif jika dibandingkan dengan kondisi kelas yang penuh dengan aktivitas siswa.  Selanjutnya ketuntasan dalam menyampaikan materi lebih penting, daripada memahami karakteristik murid. Saya hanya melihat nilai dari aspek kognitifnya saja, misalnaya saat siswa mengerjakan tugas atau ulangan harian , Penilaian Tengah Semester(PTS)  atau Penilaian Akhir Semester (PAS) jika siswa saya telah memperoleh nilai sesuai KKM atau di atas KKM dinyatakn pembelajaran telah berhasil. Dan saya beranggapan murid adalah sebagai objek pembelajaran sehingga pembelajaran terpusat pada guru atau menggunakan metode teacher center. Dan saya tidak memperdulikan apakah murid sudah benar – benar paham dengan materi yang saya ajarkan atau tidak . Karena fokus utama saya adalah ketercapaian materi karena mengingat banyak materi yang akan disampikan.  Dan saya akan merasa kecewa , jika banyak murid yang tidak tuntas setelah melakukan evaluasi.

  • Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku anda setelah mempelajari modul ini? (Modul 1.1)

Saya menyadari, ternyata pembelajaran yang saya lakukan tidak tepat. Saya sebagai seorang guru yang kesannya terlalu memaksa siswa saya untuk melakukan apa -apa yang saya perintahkan dan meminta siswa belajar menurut kemauan saya ,tanpa memperhatikan kodrat alam anak dan kodrat zaman sang anak. Saya baru menyadari ternyata anak bukanlah kertas kosong yang tidak ada coretan atau goresan, yang bisa kita Lukis semau kita. Namun mereka sudah memiliki bakat terpendam dari kodrat alamnya. Kita hanya perlu menebalkannya dan menghiasinya dengan indah. Guru sebagaimana petani, murid sebagai bijinya atau bibitnya. Dan tentunya  ketika bibitnya padi akan menghasilkan padi, dan ketika bibitnya jagung tentu akan tumbuh jagung. Jadi, sang petani tidak bisa berharap sebaliknya yaitu menanam jagung agar tumbuh padi. Dan begitu juga dengan anak, kita tidak bisa memaksakan kehendak seperti yang kita minta. Biarlah siswa menjadi seperti apa yang mereka inginkan , namun dengan tuntunan dan bimbingan kita sebagai seorang guru. Dan agar tanaman tadi tumbuh maksimal, maka sang petani harus merawat, menyiran dan memupuknya agar tanaman yang di tanamnya menghasilkan buah seperti apa yang di inginkan oleh petani. Demikian juga dengan murid. Jika kita mengenal bakat minat dan potensi anak, maka kita bisa berikan pembelajaran yang sesuai dengan bakat, minat dan potensi anak. Sehingga anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat alam nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun