Mohon tunggu...
Siti Aprianti
Siti Aprianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - siswa

kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Lebih Dekat Tentang Penyakit Asam Lambung : Gerd

23 Maret 2024   15:13 Diperbarui: 23 Maret 2024   15:37 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan salah satu penyakit saluran pencernaan yang cukup umum terjadi di masyarakat. Penyakit ini terjadi akibat naiknya asam lambung dari lambung ke dalam kerongkongan. Sphincter esofagus bagian bawah yang seharusnya berfungsi sebagai katup untuk mencegah asam lambung naik kembali ke kerongkongan menjadi lemah pada penderita GERD. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan, seperti sensasi terbakar di dada (heartburn), regurgitasi, nyeri dada, bersendawa, dan kesulitan menelan.

Prevalensi GERD semakin meningkat di berbagai negara, termasuk Indonesia, yang dapat disebabkan oleh perubahan gaya hidup modern dan pola makan yang buruk. Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), sekitar 20% orang dewasa di Amerika Serikat menderita gejala GERD setiap minggu. Hal ini mengindikasikan bahwa GERD menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian serius.

Faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena GERD antara lain obesitas atau kelebihan berat badan, kebiasaan merokok, konsumsi makanan pedas dan berlemak, serta riwayat keluarga dengan kondisi serupa. Selain itu, kehamilan, asupan alkohol, dan kondisi medis tertentu seperti hernia hiatus juga dapat memperburuk gejala GERD.

Penyakit GERD bukan hanya mengganggu kenyamanan hidup penderitanya, tetapi juga dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik. Beberapa komplikasi yang dapat timbul akibat GERD adalah esofagitis, Barrett's esophagus (perubahan sel-sel esofagus yang dapat meningkatkan risiko kanker), striktur esofagus (penyempitan pada esofagus), dan bahkan aspirasi pneumonia (infeksi paru-paru akibat masuknya makanan ke dalam saluran pernapasan).

Jumlah penderita GERD yang semakin meningkat serta dampak negatif yang ditimbulkannya menunjukkan pentingnya edukasi mengenai pencegahan, diagnosis, dan penanganan penyakit ini. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang GERD, diharapkan masyarakat dapat mengenali gejala-gejala awal, mengadopsi gaya hidup sehat, dan mengikuti pengobatan yang tepat untuk mengendalikan penyakit ini. Melalui artikel ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai gejala, diagnosis, serta penanganan GERD untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang kondisi ini.

PEMBAHASAN

1. Penyebab GERD

   - Sfingter Esofagus : Salah satu penyebab utama GERD adalah kelemahan sfingter esofagus bagian bawah. Sfingter tersebut seharusnya berfungsi sebagai katup untuk mencegah asam lambung naik ke kerongkongan. Ketika sfingter tersebut melemah, terjadi refluks asam lambung yang menyebabkan gejala GERD.

   - Faktor Risiko :  Beberapa faktor risiko yang dapat memicu atau memperburuk GERD meliputi kelebihan berat badan, kebiasaan merokok, konsumsi makanan pedas dan berlemak, serta kondisi medis tertentu seperti hernia hiatus.

2. Gejala dan Diagnosis GERD

   - Gejala Umum : Gejala yang sering terjadi pada penderita GERD antara lain heartburn (sensasi terbakar di dada), regurgitasi (perasaan asam naik kembali), nyeri dada, sering bersendawa, dan kesulitan menelan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun