mentor untuk kelompok kecil mahasiswa baru, mendampingi mereka saat kesusahan mengenai tugas-tugas sekaligus membantu mereka beradaptasi dengan kehidupan kampus yang tidak pernah mudah pada awalnya.
Tahun ini, aku ditugaskan menjadiAwalnya aku ragu untuk menerima tawaran untuk menjadi mentor tahun ini. Takut aku tidak dapat bekerja dengan baik, tidak bisa membimbing mereka, dan tidak dapat membantu mereka saat memerlukan bantuan. Tetapi aku berpikir, mungkin ini bisa menjadi pengalaman buatku, menguji pengetahuan dan kesabaranku, dan aku ingin membantu mereka melewati transisi itu dengan lebih baik daripada yang aku alami dulu.
Di gedung serbaguna, aku mengenalkan diri kepada kelompokku, bermacam-macam ekspresi yang mereka perlihatkan ada yang senyum ada juga yang takut-takut. Pertemuan pertama kami memang hanya sebatas perkenalan saja.
Pertemuan kedua dilakukan di rumah salah satu mahasiswa baru. Pertemuan kami diwarnai tawa dan sedikit canggung, tapi cukup untuk membuat mereka mulai merasa nyaman. Aku menjelaskan terkait tugas yang harus di buat, mulai dari tugas himpunan yaitu pembuatan ecobrik dan tugas kuliah seperti tugas praktikum dan tugas menggambar. Selain itu, aku menjelaskan kepada mereka bahwa aku bisa dijadikan tempat curhat dan bisa membantu mereka terkait masalah yang mereka alami atau apabila mereka memerlukan bantuan, sebisaku pasti akanku tolong apapun itu.
Hari demi hari berlalu, kami sering ketemu untuk membuat ecobrik ataupun sekedar cerita-cerita biasa. Hubungan kami pun semakin akrab. Aku menjadi tempat mereka bertanya tentang hal-hal kecil dan tempat laporan apabila mereka ada masalah.
Waktu berlalu, dan tak terasa waktuku menjadi mentor sudah tidak lama lagi. Tiba saatnya mereka harus mengumpulkan ecobrik yang telah mereka buat, sekaligus untuk dipresentasikan di depan para juri. Aku merasa bangga melihat mereka dipanggung  mempresentasikan karya ecobrik yang telah mereka buat kurang lebih selama 2 bulan. Walaupun kelompok kami tidak menang, tetapi mereka telah berusaha untuk melakukannya dengan baik, itu sudah cukup untukku. Aku melihat mereka tumbuh, meski perlahan.
Menjadi mentor bukan hanya soal membimbing, tetapi ini tentang menjadi teman, pendengar, dan sosok yang percaya bahwa setiap langkah kecil berarti. Melihat mereka berani melangkah ke depan dengan percaya diri, aku merasa tugas sebagai mentor adalah salah satu pengalaman paling berharga yang pernah aku jalani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H