Mohon tunggu...
Siti Andina Aisyah
Siti Andina Aisyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

NIM 22107030056

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Indikator Oksigen Tercemar dan Fungsi Tumbuhan dalam Mereduksi Polusi Udara

17 Juni 2023   08:20 Diperbarui: 17 Juni 2023   08:27 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://news.republika.co.id/berita/mt1myk/urine-warga-dki-mengandung-hidrokarbon-empat-kali-lebih-tinggi

Oksigen adalah elemen yang sangat penting bagi kehidupan di Bumi. Tanpa oksigen, kehidupan seperti yang kita kenal tidak akan mungkin ada. Namun, sayangnya, oksigen itu sendiri dapat tercemar oleh berbagai zat dan polutan yang ada di lingkungan kita. Cemaran pada oksigen dapat memiliki dampak serius bagi manusia, hewan, tumbuhan, dan ekosistem secara keseluruhan. Dalam paragraf ini, kita akan membahas beberapa ciri-ciri oksigen yang tercemar.

Salah satu ciri utama oksigen yang tercemar adalah penurunan kualitas udara. Udara yang kita hirup sehari-hari terdiri dari campuran nitrogen, oksigen, dan sejumlah kecil gas lainnya. Namun, aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, industri, dan polusi kendaraan dapat memperkenalkan zat-zat beracun ke atmosfer. Misalnya, gas karbon monoksida (CO) yang dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna dapat mengikat oksigen dalam darah manusia, menyebabkan gangguan pernapasan dan bahkan kematian.

Selain itu, polutan seperti sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2) juga dapat menghasilkan oksigen tercemar. Zat-zat ini terutama berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dalam industri dan transportasi. Ketika zat-zat ini terhirup oleh manusia, mereka dapat merusak saluran pernapasan dan mengganggu fungsi paru-paru. Mereka juga dapat bereaksi dengan oksigen dalam atmosfer untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat, yang berkontribusi pada hujan asam. Hujan asam dapat mengasamkan lingkungan air, menghancurkan kehidupan akuatik dan ekosistem yang tergantung padanya.

Ciri lain dari oksigen yang tercemar adalah adanya partikel-partikel kecil berbahaya yang terlarut dalam udara. Partikel-partikel ini, yang dikenal sebagai PM2.5 dan PM10, dapat berasal dari pembakaran biomassa, polusi industri, dan debu. Ketika kita menghirup udara yang mengandung partikel-partikel ini, mereka dapat masuk ke paru-paru dan menyebabkan iritasi dan peradangan. Paparan jangka panjang terhadap partikel-partikel tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit pernapasan kronis, termasuk asma, bronkitis, dan bahkan kanker paru-paru.

Selain polutan udara, oksigen juga dapat tercemar oleh zat-zat beracun di dalam air. Limbah industri, limbah pertanian, dan pelepasan limbah domestik yang tidak terkelola dengan baik dapat mencemari sumber air alami seperti sungai, danau, dan laut. Zat-zat beracun seperti logam berat, pestisida, dan bahan kimia lainnya dapat merusak kualitas air dan mengganggu organisme akuatik. Organisme air yang terpapar air yang tercemar ini dapat mengalami keracunan dan mengalami gangguan reproduksi, pertumbuhan, dan kelangsungan hidup.

Ciri terakhir oksigen yang tercemar adalah penurunan kualitas tanah. Limbah industri, pupuk kimia, dan pestisida yang digunakan dalam pertanian dapat merusak kualitas tanah. Tanah yang tercemar dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman, mengurangi hasil panen, dan mempengaruhi rantai makanan. Jika manusia mengonsumsi tanaman yang tumbuh di tanah yang tercemar, mereka juga dapat terpapar zat-zat berbahaya, yang dapat membahayakan kesehatan mereka.

Karena hal tersebut, alasan mengapa kita harus banyak menanam pohon adalah untuk mencegah polusi udara tersebut terjadi. Tumbuhan memiliki kemampuan alami yang menakjubkan dalam mengatasi cemaran oksigen. Mereka memiliki sejumlah parameter yang memungkinkan mereka bertahan hidup dan tumbuh di lingkungan yang tercemar. Salah satu parameter ini adalah kemampuan mereka untuk mengurangi dampak polusi udara dengan menyerap polutan dan menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis.

Tumbuhan dapat menyerap berbagai polutan udara seperti karbon dioksida (CO2), nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), dan ozon (O3). Mereka menggunakan stomata pada daun mereka untuk mengambil CO2 dari udara dan melepaskan oksigen sebagai produk sampingan dari fotosintesis. Selama proses ini, mereka juga menyerap partikel-partikel polutan dan mengurangi konsentrasi mereka di udara sekitarnya. Dengan demikian, tumbuhan berperan sebagai penyaring alami udara, membantu mengurangi tingkat polusi udara di lingkungan.

Secara keseluruhan, tumbuhan memiliki parameter yang luar biasa dalam menangani oksigen yang tercemar. Mereka berperan penting dalam menjaga kualitas udara, tanah, dan air. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melindungi dan melestarikan tumbuhan serta ekosistem tempat mereka tumbuh. Melalui upaya konservasi yang berkelanjutan dan pengurangan polusi, kita dapat memastikan bahwa tumbuhan tetap memiliki peran penting dalam membersihkan dan menjaga kualitas oksigen yang kita hirup

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun