Mohon tunggu...
Siti Andina Aisyah
Siti Andina Aisyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

NIM 22107030056

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Opini Asing di Masyarakat tentang Mudik Lebaran

20 April 2023   05:49 Diperbarui: 20 April 2023   05:54 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah melakukan puasa satu bulan lamanya, tibalah hari yang dinanti oleh para masyarakat muslim yaitu hari idul fitri atau sering kita sebut dengan lebaran. Pada musim lebaran terdapat beberapa tradisi yang sering kita jumpai di lingkungan sekitar, seperti acara open house, silaturahmi, berkumpul bersama keluarga besar, dan kegiatan lainnya. 

Pada saat lebaran ini lah yang menjadikan moment pemersatu keluarga besar yang biasanya sehari hari tidak bertemu menjadi ajang temu kangen bagi keluarga, bahkan sanak saudara yang tinggal jauh dari rumah pun menyempatkan datang pulang ke rumah untuk sekedar menjenguk keadaan rumah. 

Salah satu kegiatan yang melekat di waktu lebaran adalah mudik. Namun bagaimana jika ada beberapa masyarakat yang menilai mudik berbeda dengan masyarakat pada umumnya? Berikut beberapa unpopular opinion mengenai mudik di kalangan masyarakat.

Mudik, menjadi salah satu ajang kesempatan bagi perantau untuk pulang ke kampung halamannya. Mudik ini diyakini berasal dari bahasa jawa yang berbunyi mulih disek atau mulih dikek yang dalam bahasa indonesia berarti pulang dahulu. 

Mudik menjadi salah satu tradisi tahunan di Indonesia ketika lebaran datang. Masyarakat menjalani mudik ini dengan berbagai cara, ada yang mudik menggunakan transportasi umum seperti bus, kereta, pesawat, ada pula yang memakai kendaraan pribadi seperti mobil, bahkan ada juga yang menggunakan motor untuk mudik. 

Beberapa masyarakat memaknai bahwa mudik ini menjadi ritual wajib yang harus dilakukan ketika lebaran datang. Mereka beralasan bahwa waktu lebaran merupakan waktu yang tepat untuk pulang ke kampung halaman dan bertemu dengan sanak saudara. 

Namun, terdapat beberapa opini asing dari masyarakat yang jarang kita ketahui menganggap bahwa kegiatan mudik pada saat lebaran merupakan hal yang tidak terlalu harus dilakukan. Mereka berpandangan bahwa kita bisa saja pulang kapan pun di waktu yang kita inginkan dan tidak harus pada saat moment lebaran. 

Bagi mereka mudik di waktu menjelang lebaran ini harus benar benar di persiapkan matang matang seperti tiket transportasi yang terkadang melonjak pada saat sudah dekat dengan lebaran, uang saku yang tidak sedikit, jika menggunakan mobil pribadi harus siap dengan kemacetan panjang di jalan dan lain sebagainya.

Selain itu ada beberapa perbedaan pandangan terkait dengan bagaimana mereka mudik. Ada beberapa orang berpandangan bahwa mudik menggunakan kendaraan pribadi jauh lebih efisien dan murah karena mereka menilai bahwa mereka dapat leluasa berhenti atau mampir ke tempat yang mereka inginkan. 

Selain itu juga mereka beralasan menggunakan kendaraan pribadi saat mudik supaya mereka mudah berpergian ke mana saja saat berada di kampung halaman tanpa memikirkan harus menggunakan transportasi apa. 

Dari segi pengeluaran, mungkin saja dengan menggunakan kendaraan pribadi lebih hemat dari pada menggunakan transportasi umum. Berbeda dengan masyarakat yang menggunakan transportasi umum untuk mudik. 

Mereka berpendapat bahwa menggunakan transportasi umum ini lebih rileks dan nyaman saat mudik karena mereka tidak susah payah menyetir dan hanya tinggal duduk manis dalam moda tersebut sehingga mereka lebih fit untuk menjalani lebaran di kampung halaman. 

Selain itu mereka juga berpendapat jika ingin berpergian di kampung halaman lebih memilih untuk menyewa kendaraan karena lebih simple dan rata rata dari mereka sudah memiliki kendaraan sendiri di kampung mereka walaupun hanya sebatas sepeda motor saja. 

Dari segi pengeluaran mereka berfikir lebih murah karena mereka memesan tiket jauh jauh hari sebelum lebaran sehingga mereka mendapat harga tiket yang lumayan murah walaupun untuk ukuran satu keluarga. 

Mereka berfikir bahwa mudik menggunakan moda transportasi pribadi untuk jarak yang lumayan jauh itu sangat melelahkan, kemungkinan resiko tinggi, dan rentan akan drop fisik yang recovery nya rata rata dua sampai tiga hari.

Tidak masalah mudik ini menjadi sebuah keharusan atau tidah harus selalu dilaksanakan tiap tahun di saat lebaran tiba, tidak masalah bagaimana cara mereka menggunakan transportasi mobil atau transportasi umum apa saat mudik lebaran tiba, yang terpenting saat lebaran adalah kita saling memaafkan orang orang di sekitar kita dan kembalikan diri kita ke fitrah yang suci kembali.

Minal aidzin wal faidzin, selamat hari raya idul fitri bagi kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun