Pendahuluan
Pembangunan wilayah pedesaan di Indonesia telah menjadi salah satu fokus utama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Salah satu pendekatan yang sering digunakan untuk memahami dan mengarahkan proses pembangunan ini adalah teori modernisasi. Teori ini, yang berkembang pesat pada pertengahan abad ke-20, menekankan pentingnya transformasi sosial, ekonomi, dan budaya sebagai kunci untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan.
      Teori modernisasi berakar pada pandangan bahwa masyarakat tradisional perlu mengadopsi karakteristik masyarakat modern, seperti industrialisasi, urbanisasi, pendidikan yang lebih baik, dan teknologi canggih, untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Dalam konteks Indonesia, penerapan teori ini sering kali terlihat dalam berbagai program pemerintah yang bertujuan untuk mempercepat pembangunan pedesaan melalui peningkatan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi lokal, dan peningkatan akses pendidikan serta kesehatan.
      Namun, implementasi teori modernisasi di wilayah pedesaan Indonesia tidak lepas dari tantangan dan kritik. Beberapa pihak berpendapat bahwa pendekatan ini cenderung mengabaikan kekayaan budaya lokal dan potensi unik yang dimiliki oleh masyarakat pedesaan. Selain itu, modernisasi sering kali diiringi dengan perubahan sosial yang dapat mengancam keberlanjutan adat dan tradisi lokal.
Pendahuluan ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang teori modernisasi dan mengkaji dampaknya terhadap pembangunan wilayah pedesaan di Indonesia. Melalui analisis yang mendalam, diharapkan kita dapat memahami lebih baik bagaimana teori ini berperan dalam memajukan wilayah pedesaan, serta mengenali tantangan dan peluang yang muncul dalam proses implementasinya. Dengan demikian, kita dapat merumuskan strategi yang lebih efektif dan berkelanjutan untuk pembangunan pedesaan yang tidak hanya mengejar kemajuan ekonomi, tetapi juga mempertahankan nilai-nilai budaya lokal yang kaya.
      Teori Modernisasi yang dipakai untuk pembangunan wilayah ini adalah Teori Walf Rostow. Teori Rostow tentang tahap pertumbuhan ekonomi dikenal. Untuk memahami dan merencanakan pembangunan ekonomi pedesaan, kita dapat menggunakan model lima tahapannya: masyarakat tradisional, prasyarat lepas landas, lepas landas, kematangan, dan konsumsi massa tinggi. Melalui investasi dalam infrastruktur, pendidikan, dan teknologi, program pembangunan di Indonesia dapat membawa desa ke tahap masyarakat modern.
Daftar Pustaka
Djoh, D. A. (2018). Dampak Modernisasi Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat Tani di Desa Kambata Tana Kabupaten Sumba Timur. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 2(4), 332-339.
Lestari, D. E. G. (2020). Peran Komunikasi dalam Proses Modernisasi Masyarakat Desa Pertanian. Satwika: Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial, 4(2), 150-156.
Rostow, W. W. (1990). The stages of economic growth: A non-communist manifesto. Cambridge university press.
Setiawan, E. H. (2013). Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Desa Sesulu Kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara. EJournal Ilmu Pemerintahan Fisip Universitas Mulawarman, 1 (2), 784-796.