Sejak itu.Sejak pertama kali aku merasakan luka terdalam di hidupku atas kematian ayahku. Ayah, dia sosok yang sangat berarti bagiku,dia seperti matahari yang memberikan banyak kehidupan pada dunia,begitu juga ayah yang memberikan kehidupan kepada keluarganya.
 Ayah tak akan pernah ada yang dapat mengalahkan perjuanganmu untuk menghidupi keluargamu. Perjuanganmu tak akan bisa membuat pikiranku berpaling untuk tidak memikirkanmu satu detikpun. Kesedihan sekarang selalu melintas dalam hidupku. Namun, sekarang aku tak lagi bisa melihatmu walaupun untuk sebentar saja. Pikiranku mulai melayang dan seseorang disampinku mulai bertanya padaku.
"Kenapa kau bersedih, Icha?". Begitulah dia memanggilku Icha.Â
"Kau tahu Sit? aku sangat sedih dengan kepergian ayahku. Aku sangat menyayangi ayahku lebih dari apapun".
"Sudah ikhlaskan saja Cha, ayahmu sudah tenang dialam sana".
"Kata ikhlas selalu melintas dalam hidupku Sit, kau tau aku bukan?. Ikhlas, kata itu membuatku bersedih kembali".
Menangis itulah yang bisa aku lakukan. Hanya itu yang membuatku bisa tenang, karna dengan menangis beban dalam hidupku mulai teratasi. Ia mulai berucap kembali.
"Kau tahu? Tangisanmu akan membuat ayahmu sedih, ayahmu memang sudah tidak ada lagi di dunia ini, tapi ayahmu bisa melihat semua ini. Dia akan sedih melihat putri kesayangannya menangis tak henti. Icha, aku selalu ada disampingmu"
"Aku sangat menyayangi ayahku Sit, sebelum dia meninggalkanku, dia memberiku sebuah anting terakhir. Distulah luka yang sangat mendalam menyelimuti hidupku. Aku teringat akan pesan nya. (Nak jadilah anak yang bisa memahami ilmu karna pandai dalam ilmu saja itu tidak cukup. Pemahaman akan menjadi jalan menuju puncak keilmuan nak), Ayah sayang kamu".Â
"Memang semua itu tidak akan bisa dilupakan dengan mudah Cha, tapi seiring waktu kamu akan bisa melupakan semua itu".
Sore pun mulai diujung menuju malam yang kemalaman. Disaat itulah aku mulai merenunginya. Selamat jalan ayah. I love you dad.