Mohon tunggu...
siti almaidah
siti almaidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya adalah manusia yang menyukai tulisan tapi belum begitu pandai mengukir kata.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ketika Bencana Mengancam Keindahan Alam, Adakah Upayanya?

3 Mei 2024   11:59 Diperbarui: 3 Mei 2024   12:15 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Begitu baiknya Tuhan menciptakan alam untuk manusia nikmati keindahannya dan sebagai tempat membahagiakan hati, layaknya puncak gunung serta banyaknya pohon cemara kanan dan kiri yang memberikan penyejuk mata serta belum pernah dirasakan jiwa saat hiruk piruk beban hidup menemani, begitupula lautan serta suara ombaknya yang seakan-akan memberikan lebih banyak solusi daripada opini. Bahkan macam warna pelangi pun bisa memiliki cahaya hidup terhadap bola mata walaupun hidup rasanya tak banyak memiliki warna. Keindahan alam adalah anugerah dan bentuk nyata dari kasih sayang-Nya, makhluk hidup terutama manusia wajib untuk menjaga dan melindunginya karna dalam alam terdapat solusi jiwa yang akhirnya memiliki tempat berlabuh, bermesra lalu bahagia.

Dilansir dari kumparan.com, tingginya jumlah bencana alam akibat kerusakan lingkungan nyatanya tak membuat masyarakat jera dalam merusak alam, keserakahan manusia membuat alam menjadi kehilangan dayanya untuk hidup berdampingan.
Bencana alam di mana-mana karena ulah manusia yang tak peduli dengan lingkungan. Sehingga rusak sebelum anak cucu kita menikmatinya. Padahal penting sekali menjaga lingkungan alam sekitar.

Dikutip dari Journal of Tourism and Creativity, peristiwa bencana alam dan keindahan alam adalah 2 hal yang sangat populer, tidak hanya di Indonesia tapi juga diseluruh dunia. Bencana adalah sesuatu tragedi bagi hidup manusia meski kenangannya harus diingat-ingat dan dihormati, lokasi bencana ternyata juga bisa dijadikan destinasi wisata untuk memberikan gambaran daerah pasca bencana tidak berarti telah terjadi kehancuran dan porak poranda. Namun daerah tersebut masih dapat diperbaiki dan dikembangkan lagi menjadi daerah tujuan wisata. Daerah terdampak bencana justru menyuguhkan keunikan baru dan sesuatu yang dapat dijual sebagai destinasi wisata dengan produk alam yang baru. Daerah terdampak bencana patut dibangun kembali dengan semangat kreativitas dan adanya perhatian dari berbagai pihak yang mampu melihat celah peluang kekhasan wisata.

Semakin hari hutan kita semakin berkurang. Hal ini menandakan bahwa saat ini keberadaan hutan mulai terancam. Banyak terjadi penebangan liar, pembakaran hutan, hingga pembukaan lahan hutan untuk perumahan, industri, dan sebagainya. Padahal, keberadaan hutan sangat diperlukan manusia. Hutan mencegah terjadinya banjir dan tanah longsor. Hutan juga merupakan paru-paru dunia, sebab hutan menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida serta berperan dalam permasalahan emisi karbon yang menyebakan pemanasan global. Selain itu, tidak sedikit masyarakat yang bergantung pada hasil hutan. Oleh karena itu, kita harus bersama-sama menjaga alam kita agar keberadaan hutan tidak lagi terancam.
Kita perlu berpartisipasi secara aktif dalam menjaga kelestarian alam dengan tidak merusak hutan apalagi menebang pohon sembarangan, kita juga bisa ikut serta dalam melakukan kegiatan reboisasi atau ikut menanam pohon di sekitar lingkungan rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun